Bisnis.com, JAKARTA – Puncak musim kemarau di Indonesia diperkirakan terjadi antara Juli hingga Agustus 2024.  

“Musim kemarau tidak terjadi secara tiba-tiba, melainkan bertahap. Mulai bulan April sebagian kecil wilayah sudah memasuki musim kemarau, sehingga pada akhir Juni 2024 sebagian besar wilayah Indonesia akan memasuki musim kemarau,” kata Dwikorita. Ditemui di Bali Nusa Dua Convention Center pada Kamis (23/5/2024).

Dwikorita mengatakan, secara keseluruhan kekeringan yang dialami pada tahun 2024 ini sebagian besar berada dalam kategori normal. Sekitar 9% wilayah mengalami musim kemarau dan 10% mengalami musim kemarau.

Namun IMF memperkirakan musim kemarau tahun ini akan menimbulkan permasalahan di berbagai wilayah Indonesia.

Daerah yang diperkirakan akan menunda musim kemarau pertama: Sumatera Utara, Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, sebagian besar Kalimantan, Bali, NTB, sebagian NTT, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Tengah dan sebagian Maluku.

Sedangkan jika dibandingkan dengan rata-rata klimatologi (periode 1991-2020), secara umum diperkirakan 359 ZOM (51,36%) dan 279 ZOM (39,91%) masing-masing berstatus NORMAL dan DI ATAS NORMAL pada Musim Kemarau 2024. Namun terdapat 61 ZOM (8,73%) di bawahnya yang diperkirakan NORMAL.

Daerah yang diperkirakan akan mengalami musim kemarau di atas normal adalah: Aceh Hilir, Sumatera Utara Hilir, Riau Hilir, Kepulauan Bangka Belitung, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, NTT, Maluku Utara, Barat Papua, Papua Tengah dan sebagian Papua Selatan.

Sedangkan daerah yang diperkirakan akan mengalami musim kemarau normal adalah Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Tengah; Kalimantan, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, Gorontalo dan Sulawesi Utara, Maluku, Papua Barat dan sebagian Papua Selatan.

Tunggu musim kemarau

Wakil Direktur Badan Klimatologi, Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (UNEP) Ardhasena Sopaheluwak mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan pemangku kepentingan seperti pertanian dengan menyediakan prakiraan kekeringan dan data agrometeologi dengan prakiraan sektor kehutanan. Ke situs resmi UNMO. Ditujukan pada bidang kesehatan melalui pencegahan kebakaran hutan dan lahan, informasi deforestasi dan kualitas udara, serta peringatan pencemaran udara.

“UNDP melanjutkan upayanya untuk meningkatkan prakiraan kekeringan dan mengadaptasi data kekeringan terhadap dampaknya. UNDP juga mendorong partisipasi badan tersebut dalam upaya bantuan kekeringan,” katanya.

Dengan demikian diharapkan pemerintah daerah dapat menyimpan air dengan lebih baik di penghujung musim hujan dengan memanfaatkan cara pemanenan air hujan untuk mengisi danau, waduk, waduk, empang, dan tempat penampungan air buatan lainnya.

Selain itu, tindakan pencegahan diperlukan di wilayah yang diperkirakan mengalami musim kemarau normal (lebih basah dari biasanya), terutama untuk tanaman pertanian atau hortikultura yang sensitif terhadap curah hujan tinggi.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA