Bisnis.com, JAKARTA – Mulai September 2024, fokus pelaku pasar akan semakin tertuju pada potensi The Fed menurunkan suku bunganya. Di tengah kuatnya sentimen tersebut, saham sektor apa saja yang menarik untuk diwaspadai investor? 

BEI mencatat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,68% secara mingguan dari 7.544.298 pada minggu lalu ke level tertinggi sepanjang masa (ATH) di 7.670,73 pada Jumat (30/08/2024). 

Alhasil, IHSG melonjak 4,96% pada Agustus 2024 sehingga mendorong kinerja indeks harga saham gabungan secara year-to-date (YtD) menjadi 5,47%.

Analis BRI Danarexa Securitas mengatakan ekspektasi penurunan suku bunga mendorong pasar saham ke fase kenaikan. 

“Penguatan rupee dan prospek suku bunga juga mendorong pasar saham masuknya modal masuk dari investor asing,” tulisnya dalam riset yang dikutip, Sabtu (31/8/2024). 

Informasi investasi senior Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta juga mengatakan, sinyal penurunan suku bunga The Fed memang semakin kuat. 

“Investor mengumpulkan saham di sektor infrastruktur, keuangan, industri, transportasi, properti, dan siklus,” katanya.

Sebelumnya, Kepala Riset Bahana Securitas Satria Sambiantoro mengatakan masuknya modal investor asing ke pasar saham Indonesia didorong oleh rotasi investor global ke negara-negara berkembang dari bursa-bursa Asia Timur yang sebelumnya memiliki saham-saham teknologi yang kuat, seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.

Hal ini didukung oleh stabilitas perekonomian Indonesia dan penguatan nilai tukar rupiah. Selain itu, sinyal The Fed untuk menurunkan suku bunga juga semakin kuat.

“Sehingga kami menilai aksi beli investor asing di pasar saham Indonesia berpotensi berlanjut karena masih banyak katalis positif,” ujarnya, Kamis (22/8).

Rekomendasi Saham untuk Suku Bunga Cenderung

Di tengah aksi beli investor asing yang terus berlanjut, Bahana Securitas tetap optimistis IHSG akan menembus level 7.850 pada akhir tahun 2024. Beberapa saham unggulannya adalah BBCA, BMRI, CMRY, MYOR, AMRT, MIDI, GOTO, MIKA.

Sementara itu, Analis Senior Lotus Andalan Sekuritas, Fat Aliansya Budiman mengatakan masuknya modal asing membuat pasar percaya diri sehingga IHSG kerap mencapai ATH.

Ia optimistis IHSG ke depannya masih bisa menguat hingga menembus level 7.800-8.000. Sejumlah saham yang menurutnya menarik adalah BBRI, ASII, BRIS, ARTO, BSDE, dan SMRA.

Dalam riset terbarunya, tim analis JP Morgan Sekuritas yang dipimpin Henry Wibowo menyoroti potensi faktor penurunan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia dan The Fed sebagai katalis positif bagi pasar saham. 

“Kami yakin Indonesia akan menjadi negara emerging market yang mendapat keuntungan dari penurunan suku bunga The Fed,” tulisnya dalam riset yang dikutip, Sabtu (31/8/2024).

JP Morgan memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) pada September 2024 dan kembali memangkasnya sebesar 50 bps pada November tahun ini. 

Sementara itu, Bank Indonesia diperkirakan akan mengambil langkah-langkah pelonggaran kebijakan moneter dengan ekspektasi penurunan BI rate sebesar 50 basis poin antara September-Desember 2024 dan 50 basis poin pada semester I/2025. 

“Kami terus melakukan pendekatan portofolio berimbang, namun kami melakukan perubahan pada stock picks karena pertimbangan faktor suku bunga dan saham-saham yang masih tertinggal [the trailing play].”

JP Morgan menambah saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) dan PT Pakuwon Jati Tbk. (PWON) di jajaran saham unggulan. Kedua saham tersebut menggantikan posisi PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) dan PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP), yang tampil lebih baik sebagai aksi defensif. 

Alhasil, daftar 10 saham teratas terbaru JP Morgan antara lain BBCA, BMRI, BBRI, UNTR, ISAT, GOTO, ARTO, MAPI, CTRA, dan PWON. 

Senada, Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda juga mengatakan, sentimen positif potensi penurunan suku bunga The Fed yang disusul penurunan BI rate menjadi peluang bagi emiten otomotif. 

“Kinerja saham ASII juga menambah sentimen The Fed,” ujarnya.

Wiki merekomendasikan perdagangan beli ASII dengan target harga di level Rp 5.300.

Ia menambahkan, prospek pelonggaran suku bunga The Fed berpotensi diikuti oleh Bank Indonesia. Ekspektasi tersebut menjadi katalis positif bagi IHSG.

“Menurut kami, yang bisa terdorong positif oleh sentimen suku bunga juga adalah sektor real estate, sektor teknologi, sektor barang konsumsi, dan sektor transportasi,” ujarnya.

——-

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel