Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Selasa (11/05/2023) naik 0,17% menjadi 7.491,93 di tengah ekspektasi pasar terhadap pemilu AS. Pergerakan IHSG ini sejalan dengan sebagian besar bursa saham di kawasan Asia-Pasifik yang berada di zona hijau.

IHSG menguat 0,17% atau 12,42 poin hingga diperdagangkan pada 7.491,93, menurut data RTI Business. IHSG dibuka pada level 7479,5 pada perdagangan hari ini.

IHSG sempat mencatatkan titik terendah pada perdagangan ini di 7451,54 dan mencatatkan titik tertingginya pada perdagangan hari ini di 7496,99.

Namun, sebagian besar saham di kawasan Asia-Pasifik berada di zona hijau karena Shanghai Composite naik 2,32%, Topix Jepang naik 0,76% dan FTSE Straits Times Singapura naik menjadi 0,27%.

Direktur Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Niko Demus mengatakan penguatan pasar Asia disebabkan oleh optimisme terhadap pemulihan perekonomian China. Penguatan perekonomian Tiongkok didukung oleh data PMI positif pada bulan Oktober yang menunjukkan aktivitas bisnis mencapai level tertinggi dalam empat bulan.

“Pencapaian ini bisa berarti bahwa pemulihan ekonomi Tiongkok akan dimulai.” “Pelaku pasar mencermati Kongres Rakyat Nasional China (NPC) untuk mendapatkan penjelasan mengenai langkah selanjutnya terkait stimulus yang akan diberikan,” kata Nico Selasa (5/11/2024).

Di dalam negeri, perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 4,95% secara tahunan pada kuartal ketiga tahun 2024, turun dibandingkan kuartal kedua tahun 2024 yang tumbuh sebesar 5,05%, kata Nico, yang menunjukkan pertumbuhan PDB yang lambat dari kuartal ketiga tahun 2023.

“Ini merupakan pertanda permasalahan yang akan dihadapi Presiden Prabowo Subianto yang mengharapkan pertumbuhan ekonomi hingga 8% pada masa jabatannya,” lanjutnya.

Nico juga mencatat, pelaku pasar menunggu keputusan FOMC, hasil pemilu presiden Amerika Serikat, rilis neraca perdagangan Tiongkok, dan data inflasi Tiongkok terkini.

Sementara itu, Ekonom UOB Enrico Tanuwidjaja dalam risetnya mengatakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2024 dipicu oleh lemahnya permintaan global yang berdampak pada konsumen di Indonesia. Namun penggunaannya di rumah masih terbatas.

Perekonomian Indonesia diperkirakan akan kembali tumbuh pada kuartal keempat tahun 2024, didukung oleh belanja pemerintah yang mendukung permintaan domestik. UOB juga memperkirakan pertumbuhan akan terus berlanjut di kuartal-kuartal mendatang seiring dengan percepatan belanja yang didukung oleh belanja investasi yang lebih tinggi.

“Kami perkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2024 akan melambat sebesar 5,2%, namun tahun depan perekonomian dapat membaik dengan kenaikan sebesar 5,3%,” jelas Enrico.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel