Bisnis.com, JAKARTA – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyoroti air yang terancam akibat persaingan yang tidak perlu, konsumsi yang tidak wajar, dan polusi yang meracuni sumber kehidupan.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dalam video pembukaan yang ditayangkan pada World Water Forum ke-10 di Nusa Dua, Bali, Senin (20/5/2024).
“Dan seperti yang diingatkan oleh tema tahun ini, air merupakan hal mendasar bagi kesejahteraan kita bersama. Namun, air kini terancam,” kata Guterres.
Menurutnya, air kini terancam oleh persaingan yang tidak perlu, konsumsi yang tidak masuk akal, dan polusi yang sembrono, yang telah menghabiskan dan meracuni sumber daya kehidupan dunia.
Pada saat yang sama, mereka percaya bahwa air merupakan sumber daya penting bagi kesehatan manusia, ekosistem, dan keanekaragaman hayati. Tak hanya itu, perubahan iklim juga mendorong suhu air ke titik tertinggi baru yang dianggap mematikan.
“Lapisan es mencair, permukaan air laut naik, dan debit sungai berkurang. “Dan masyarakat akan menderita akibat dampak kekeringan, kerusakan tanaman, kekurangan gizi, penyakit dan bencana,” katanya.
Masalah ini juga telah disadari oleh pemerintah di seluruh dunia. Untuk itu, menurutnya, konferensi ini merupakan kesempatan penting untuk membahas solusi permasalahan air dan sanitasi, pengurangan risiko bencana alam, pengelolaan, stabilitas keuangan, dan inovasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, Guterres berterima kasih kepada pemerintah Indonesia dan Dewan Air Dunia yang telah menjadi tuan rumah Forum Air Dunia ke-10.
“PBB mendukung Anda dalam upaya ini. “Menyusul Konferensi Air PBB tahun lalu, pada bulan Juli [2024] kami akan meluncurkan Strategi Global PBB tentang Air dan Sanitasi,” ujarnya.
Konferensi Air PBB tahun 2026 dan 2028 dikatakan merupakan periode penting bagi dunia untuk melanjutkan upaya tersebut. Menurutnya, air harus menjadi pusat dari segala upaya di bidang iklim, keanekaragaman hayati, dan pembangunan berkelanjutan.
Ia juga menyerukan perlunya kerja sama, perlunya perhatian terhadap masalah ini dan mengambil tindakan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan Channel WA