Bisnis.com, Jakarta – Direktorat Pengelolaan Keuangan dan Surat Berharga Kementerian Keuangan (DJPPR Kemenku) akan segera mengumumkan Surat Berharga Negara (SBN) Retail Saving Bond Seri SBR013.

Merujuk laman DJPPR Kementerian Keuangan, masa penawaran SBR dimulai pada 10 Juni 2024 hingga 4 Juli 2024. Namun jadwalnya masih terbuka, artinya masih bersifat perubahan sukarela sesuai kebijakan Kementerian Keuangan.

Potensi kupon obligasi tabungan ritel seri SBR013 mulai Juni 2024 diperkirakan 6,3% hingga 6,55%, kata Manajer Investasi Khusus Sinarmas AM Dominguez Cinarta Ginting. 

Kupon ini bersifat floating dengan batas minimum atau floating with floor, sehingga apabila suku bunga BI naik maka kupon SBR013 juga ikut naik namun tidak sampai dibawah batas minimum.

Hal ini membuat SBR013 lebih kompetitif dibandingkan deposito bank dengan rata-rata 5,22%, menawarkan return yang lebih tinggi dan risiko yang lebih rendah kepada investor serta hasil yang lebih baik dibandingkan deposito.

“Penjualan ritel SBR013 yang akan diluncurkan pada Juni 2024 diperkirakan Rp 15 triliun-Rp 20 triliun, mencapai target Rp 160 triliun dalam 8 pengumuman sesuai target peluncuran pasar SBN 2024,” kata Dominguez kepada Bisnis. , Kamis (30/5/2024).

Namun penerbitan SBR013 bertepatan dengan awal tahun ajaran baru sehingga ada risiko dana masyarakat terdampak karena kebutuhan membayar biaya sekolah.

Namun menurut Dominguez, penjualan SBR013 tidak akan terpengaruh oleh kebutuhan masyarakat untuk membayar biaya sekolah pada tahun ajaran baru, pendapatan kompetisinya masih menarik investor dan permintaan diperkirakan masih tinggi.

Sentimen terkait masih seputar suku bunga internasional dan pergerakan mata uang rupee, tutupnya. Saat ini suku bunga The Fed masih berada pada kisaran 5,25%-5,5%, sedangkan suku bunga Bank Indonesia (BI) berada pada 6,25%.

Potensi kupon SBR013 berada pada kisaran 6,3% hingga 6,5%, kata Lionel Priadi, fixed income dan macro strategist Mega Capital Securitas. 

Penjualan SBR013 ke masyarakat bisa mencapai Rp 20 triliun hingga Rp 25 triliun. Opini pasar saat ini lebih banyak didorong oleh tersedianya produk keuangan baru, kata Lionel pelaku bisnis.

Lalu soal teori harga sekolah, menurutnya semua tergantung pada tingkat ekonomi pengusaha, artinya pembeli kelas menengah yang punya uang lebih tidak terpengaruh.

Saat ini Kementerian Keuangan belum memutuskan besaran kupon atau kuota usulan SBR013. Namun dibandingkan seri SBR012 sebelumnya yang diterbitkan pada 19 Januari hingga 9 Februari 2023, penjualan SBR012 mencapai Rp 22,18 triliun dari dua barang identik. 

Rinciannya, SBR012-T2 tenor 2 tahun mencatatkan penjualan Rp 16,73 triliun, sedangkan SBR012-T4 tenor 4 tahun terjual Rp 5,54 triliun. 

Saat itu, pemerintah melepas SBR seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 dengan total target mulai Rp 10 triliun. SBR012-T2 bertenor 2 tahun dengan kupon 6,15%, sedangkan SBR012-T4 bertenor 4 tahun memiliki kupon 6,35%.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel