Bisnis.com, SURAKARTA — Ikatan Ilmuwan Ekonomi Indonesia (ISEI) merekomendasikan agar pemerintah fokus memperkuat hilirisasi pangan sebagai langkah percepatan transformasi perekonomian Indonesia. Rekomendasi ini disampaikan usai Seminar Nasional dan Kongres ISEI XXXII di Surakarta, Jawa Tengah, yang digelar pada 19-20 September 2024.
Ketua Umum ISEI Perry Varjo mengatakan sektor pangan dipilih karena memiliki tiga keunggulan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pertama, sektor pangan berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja karena tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi tetapi juga menciptakan lapangan kerja, kata Perry dalam konferensi pers di Hotel Alila Solo, Jumat (20/9/2024).
Perry menambahkan, hilirisasi pangan juga dapat memperkuat ketahanan pangan dan mengurangi impor, serta mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
ISEI merekomendasikan dua strategi untuk mewujudkan proses hilirisasi ini. Pertama, dalam jangka pendek, fokus ke bawah harus tertuju pada produk-produk yang mendukung ketahanan pangan, stabilitas harga, dan sektor padat karya, seperti beras, aneka cabai, dan bawang merah. Kedua, dalam jangka panjang, hilir harus fokus pada peningkatan produktivitas, kelembagaan perdagangan, kebijakan daerah, dan strategi pembiayaan.
Presiden Joko Widodo (Yokowi) dalam sambutannya kepada ISEI pada seminar nasional tersebut, meminta ISEI berperan dalam merancang model bisnis konkrit pengembangan sektor pangan. “Kedepannya kami akan memantau berbagai program yang akan diteruskan ke pemerintah pusat dan daerah,” jelas Perry.
Sebelumnya, Jokowi juga menyoroti pentingnya hilirisasi lamun yang banyak turunannya seperti bahan bakar jet, pupuk organik, kosmetik, dan tepung. Menurutnya, besarnya potensi garis pantai Indonesia yang mencapai 81.000 kilometer harus dikelola dengan strategi yang tepat agar hasilnya maksimal.
Selain rumput laut, Jokowi juga menyoroti potensi besar hilirisasi kopi dan kakao serta meminta ISEI ikut serta dalam pengambilan kebijakan terkait pengembangan produk padat karya tersebut.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan VA Channel