Bisnis.com, Jakarta — PT Indonesia Infrastructure Finance (IIF) berencana menerbitkan obligasi baru pada akhir tahun 2024. Strategi pembiayaan ini muncul setelah Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan atau BI rate menjadi 6 persen pada September tahun lalu.

Nastantio W. Hadi, Legal and Corporate Secretary IIF, mengatakan salah satu strategi pembiayaan yang dilakukan pihaknya untuk menurunkan BI Rate adalah dengan menerbitkan obligasi baru dengan kupon lebih rendah.

“Saat ini IIF sedang dalam proses penerbitan obligasi baru melalui Penawaran Umum Berkelanjutan II Indonesia Infrastructure Finance Tahap II 2024,” ujar Hadi Le Bisnis seperti dikutip, Minggu (6/10/2024).

Hadi menjelaskan, alasan utama penerbitan obligasi tersebut adalah untuk memperoleh dana dengan biaya rendah dan memperluas sumber dana. IIF menyatakan akan terus memantau pasar untuk mengambil keputusan yang tepat berdasarkan perkembangan terkini.

Selain menerbitkan obligasi, dia menjelaskan pihaknya berencana menjajaki opsi pembiayaan lain, seperti pinjaman perbankan dan suku bunga yang lebih kompetitif.

Kami sedang mempertimbangkan untuk mendatangkan sumber pendanaan lain untuk memitigasi risiko dan memperkuat posisi keuangan kami, katanya.

Melihat kinerja IIF hingga Semester I/2024, IIF meraup laba bersih tahunan sebesar Rp67,1 miliar atau 75,6 persen dibandingkan Rp38,2 miliar pada Semester I/2023. Secara tahunan, hingga akhir tahun 2024, IIF berencana meningkatkan laba bersih sebesar 14-15 persen menjadi Rp 120 miliar.

Pada semester I-2024, laba bersih sebesar Rp67,1 miliar ditopang oleh pendapatan bunga bersih perseroan pada Semester I/2024 yang meningkat 7,5 persen menjadi Rp192,8 miliar dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp179,4 miliar

Sementara aset investasi perseroan tercatat sebesar Rp13,1 triliun, sektor terbesarnya adalah sektor energi terbarukan yang menyumbang 24% dari total aset investasi. Kemudian sektor telekomunikasi dan informasi memiliki andil sebesar 22 persen, dan sektor jalan memiliki andil sebesar 13 persen.  

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan The Watch Channel