Bisnis.com, JAKARTA — Pergerakan Saham PT Astra International Tbk. (ASII) langsung terlihat bergerak menuju zona merah pada sesi perdagangan dibuka Jumat (19/07/2024).

Harga saham ASII naik menjadi Rp 4.520 pada pembukaan perdagangan Jumat (19/7/2024). Posisi ini mengindikasikan koreksi sekitar 32% dari tahun 2024 (ytd).

Kemarin atau Kamis (18/7/2024), saham ASII berhasil menguat 1,79% di zona hijau ke Rp 4.540. Laporan tersebut sejalan dengan laju pembukaan GIIAS 2024.

Manajemen Astra International berharap momentum GIIAS 2024 menjadi katalis pemulihan pasar mobil pasca lesunya penjualan mobil pada semester I 2024.

“Tahun lalu GIIAS 2023 dikunjungi hampir 400.000 pengunjung dan nilai transaksi Rp 15 triliun. Kami berharap GIIAS tahun ini bisa mendongkrak penjualan di semester II [2024],” Tira Ardianti, Head of Investor Relations Astra International, kepada Bisnis di Jumat. (19.07.2024).

ASII menyiapkan strategi menghadapi lesunya penjualan mobil dengan terus menawarkan program penjualan untuk menggairahkan penjualan. Salah satunya pada momen GIIAS 2024. 

“Selanjutnya, jaringan distribusi purna jual kami yang luas dan beragamnya produk yang kami tawarkan menjadi daya tarik tersendiri bagi pelanggan Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menilai masa depan sektor otomotif dan properti berisiko tertekan seiring kenaikan suku bunga.

Diketahui, Bank Indonesia (BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan sebesar 6,25% untuk periode Juli 2024 pada rapat Dewan Gubernur (RDG) BI. juga mempertahankan suku bunga pada 5,25%-5,5%.

Yogi Surya Perdana, Kepala Divisi 2 Pemeringkatan Jasa Non Keuangan Pefindo, mengatakan tren suku bunga tinggi dalam jangka waktu lama (high for long time) berdampak pada melemahnya daya beli masyarakat.

“Peningkatan risiko tersebut memang dapat berdampak jangka panjang terhadap sektor otomotif dan real estate, karena tentunya akan mempengaruhi daya beli,” ujarnya dalam konferensi pers Pefindo, Kamis (18/7/2024).

Merujuk data Pefindo, dari 67 jasa pemeringkatan sejak 1 Januari hingga 15 Juli 2024, sebanyak 11 pemeringkatan dilakukan pada sektor real estate dan 4 pemeringkatan pada sektor otomotif untuk surat utang.

Berdasarkan rating tersebut, angka tertinggi adalah idA 14, disusul idA- 11 dan idA+ 8. Berdasarkan prakiraan tersebut, 95% memiliki prakiraan stabil dan 5% sisanya negatif.

Meski demikian, Yogi mengatakan tren kenaikan suku bunga tidak serta merta menyebabkan peningkatan minat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Kredit Pemilikan Mobil (KPM).

Jadi kembali lagi ke strategi masing-masing bank, karena kalau kita lihat tren kenaikan suku bunganya, tidak serta merta menyebabkan kenaikan suku bunga KPR dan KPM, ujarnya.

Menurut Yogi, tren permintaan di sektor real estate juga akan tetap kuat seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sementara di sektor otomotif, meski ada tren kenaikan suku bunga, Pefindo melihat prospek sektor otomotif masih stabil, dengan beberapa pemain besar fokus pada kualitas aset.

Sebagai informasi, volume penjualan mobil dalam negeri pada Juni 2024 sebesar 72.900 unit atau turun 11,8% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year). Namun penjualan mobil naik 2,3% dari bulan ke bulan (month-over-month). 

Secara keseluruhan, penjualan mobil pada semester I/2024 mencapai 408.000 unit atau turun 19% year-on-year.

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA