Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menguat menjadi Rp15.187 per dolar AS pada hari ini (Selasa 24/09/2024). Di saat yang sama, indeks dolar tampak terkoreksi hingga 100.550.

Rupiah ditutup menguat 0,12% atau 18,5 poin di Rp 15.187 per dolar AS, menurut data Bloomberg. Sedangkan indeks dolar melemah 0,01% ke 100,550.

Sejumlah mata uang Asia lainnya bergerak berbeda terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,55%, won Korea 0,05%, rupee India 0,11%, dan peso Filipina 0,52%.

Sedangkan yuan Tiongkok menguat 0,22%, baht Thailand menguat 0,01%, dolar Singapura menguat 0,05%, ringgit Malaysia menguat 0,92%, dolar Hong Kong menguat 0,03%, dan dolar Taiwan menguat 0,14%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, rupiah ditutup menguat 18,5 poin pada perdagangan sore tadi (24/9), meski sebelumnya menguat 35 poin menjadi 15.187 dari penutupan sebelumnya Rp.

Sedangkan pada perdagangan besok (25/9), rupiah berfluktuasi namun sebagian besar ditutup pada kisaran Rp15.130 hingga Rp15.230.

Ibrahim mengatakan, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2024 akan tetap stabil, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,06% year-on-year atau year-on-year (YOY) akibat penurunan BI rate dan penurunan BI rate. Tingkat Dana Dana (FFR).

Estimasi ini kemungkinan akan stabil jika diterapkan pada kuartal II-2024 yang sebesar 5,05% year-on-year. Di tengah perkembangan internasional yang terus berlanjut.

Sesuai dengan kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Fed yang memangkas FFR sebesar 50 basis poin (bps) pada pekan lalu. Sementara itu, Bank Indonesia mengambil tindakan menjelang The Fed dengan memangkas 25 basis poin.

“Kami berharap lambatnya perkembangan FFR dapat terus memberikan dorongan positif bagi perekonomian Indonesia,” lanjutnya.

Pada saat yang sama, ketidakpastian atau volatilitas di pasar keuangan mulai berkurang dan membaik. Dimana aliran modal mulai masuk ke pasar saham dan obligasi pemerintah (SBN).

Meski arah kebijakan moneter negara maju, khususnya Amerika Serikat, menunjukkan arah positif, namun Sri Mulyani tetap akan memperhatikan situasi geografis, termasuk perkembangan pemilu AS yang akan menentukan arah kebijakan.

Sementara itu, pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada akhir tahun 2024. Pertumbuhan ekonomi pada semester I sebesar 5,08%.

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengamati dengan diperkenalkannya suku bunga, perekonomian mampu tumbuh sebesar 4,7% hingga 5,5% dengan nilai rata-rata 5,1%.

__________

Penafian: informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel