Bisnis.com, Jakarta – Rupiah dibuka menguat di level Rp 16.331 per dolar AS pada perdagangan pagi Kamis (4/7/2024). Di saat yang sama, indeks dolar AS terpantau melemah.

Rupee membuka perdagangan menguat 0,24% atau 40 poin pada Rp 16.331 terhadap dolar AS, berdasarkan data Bloomberg. Sedangkan mata uang Paman Sam melemah 0,11% ke level 104,970.

Beberapa mata uang regional Asia lainnya bergerak berbeda terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,22%, dolar Singapura 0,11%, won Korea 0,36%, peso Filipina 0,18%, ringgit Malaysia 0,21%, dan baht Thailand 0,17%.

Sedangkan mata uang yang melemah terhadap dolar AS adalah Yuan Tiongkok yang melemah 0,01% dan Rupee India sebesar 0,03%. Rupee berfluktuasi namun ditutup menguat pada kisaran Rp16.320 – Rp16.440 per dolar AS.

Ibrahim menjelaskan bahwa Ketua Federal Reserve Jerome Powell agak turun, yang mengindikasikan bahwa Federal Reserve AS akan memulai siklus pelonggaran pada akhir tahun ini.

Setelah laporan JOLTS dan komentar Powell, perkiraan suku bunga AS memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga pada bulan September sebesar 69%, naik dari sekitar 63% pada hari Senin, menurut perhitungan LSEG.

“Pasar memperkirakan satu atau dua kali penurunan suku bunga pada tahun 2024,” kata Ibrahim dalam jajak pendapat harian, Kamis (4/7/2024).

Di sisi lain, Kementerian Keuangan (KMENKU) mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp8.353,02 triliun pada Mei 2024. Jumlah pinjaman meningkat sebesar Rp14,59 triliun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar Rp8.338,43 triliun.

Berdasarkan instrumennya, utang pemerintah terdiri dari dua jenis, yakni berupa Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman. Mayoritas utang negara per Januari 2024 masih didominasi instrumen SBN yakni 87,96 persen dan sisanya 12,04 persen berupa pinjaman.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel