Bisnis.com, Jakarta – PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) melaporkan laba bersih sebesar Rp 634,88 miliar pada kuartal III 2024. Angka tersebut turun 26,09% dibandingkan tahun sebelumnya yang meraih laba bersih sebesar Rp 858,9 miliar. 

Berdasarkan laporan keuangan akhir September 2024 yang dipublikasikan Rabu (30/10/2024), SILO sebenarnya mencatatkan pendapatan sebesar Rp 9,12 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini atau periode yang sama tahun lalu. terjadi peningkatan sebesar 10,64%. 

Pendapatan SILO ditopang oleh segmen rawat inap yang mencapai Rp5,08 triliun, naik dari tahun lalu Rp4,73 triliun. Segmen rawat jalan juga meningkat dari Rp3,51 triliun menjadi Rp4,04 triliun pada Q3/2024. 

Seiring dengan peningkatan pendapatan, beban pokok perseroan juga meningkat sebesar 9,87% year-on-year (YoY) menjadi Rp5,51 triliun. Pencapaian tersebut membuat SILO mencatatkan rekor laba kotor sebesar Rp3,61 triliun atau meningkat secara tahunan sebesar 11,84%. 

Namun SILO mencatat kenaikan beban usaha sebesar Rp 2,11 triliun atau 14,58% secara tahunan dan beban lain-lain mencapai Rp 464,96 miliar. Dampaknya, laba usaha perseroan turun 16,57 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. 

Setelah ditambah pendapatan dan beban lain-lain, SILO mencatatkan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada induk perusahaan atau laba bersih sebesar Rp634,88 miliar, turun 26,09% year-on-year. 

Dari sisi neraca keuangan, SILO mencatatkan total aset sebesar Rp 11,72 triliun pada akhir September 2024 atau meningkat secara year-on-year (YtD) sebesar 6,75%. Liabilitas juga naik 11,75% YoY menjadi Rp3,27 triliun, sedangkan ekuitas turun 5,44% YoY menjadi Rp8,44 triliun. 

Arus kas dan setara kas perseroan pada akhir periode September 2024 mencapai Rp961,52 miliar, turun 5,44% secara tahunan dari posisi sebelumnya Rp1,01 triliun. 

Seperti diketahui, PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) menjual 18,57% saham SILO melalui penawaran umum sukarela yang dilakukan oleh Sight Investment Company Pte Ltd. Hal ini membuat kepemilikan LPKR di Silom berkurang menjadi 29,09%. 

Direktur Utama LPKR Marlow Budiman mengatakan, keputusan tersebut diambil untuk mengurangi tingkat utang, memperkuat fokus pada bisnis real estate sekaligus mempertahankan kepentingan strategis di SILO. 

LPKR tercatat menerima uang tunai sebesar Rp 6,9 triliun dari transaksi tersebut atau setelah dipotong pajak. Sekitar Rp3,9 triliun akan digunakan untuk membayar utang perseroan, termasuk obligasi dolar dan utang lainnya. 

Sedangkan sisanya akan digunakan untuk investasi lanjutan, penyelesaian proyek, modal kerja dan keperluan perusahaan lainnya. Sementara dengan transaksi ini, utang bersih LPKR diperkirakan turun menjadi Rp 4,3 triliun. 

Marlowe mengatakan dalam pernyataannya, Kamis (19/9/2024): “Meskipun kami mengurangi kepemilikan kami di SILO, kami tetap berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan dan kesuksesan SILO sebagai pemegang saham strategis.”

_____________________

 

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel