Bisnis.com, JAKARTA – Sempat terseok-seok, kini namanya menjadi PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) kembali ke daftar Indeks Ekuitas Global FTSE untuk kategori Kapitalisasi Besar.

BREN akan mulai menggunakan indeks tersebut mulai 23 September 2024 atau setelah pasar saham tutup pada 20 September.

Namun komposisi tersebut masih dapat diubah hingga perdagangan 6 September 2024. Perubahan komposisi indeks dianggap final per 9 September 2024.

Marley, Sekretaris Perusahaan dan Direktur Barito Renewables Energy, mengatakan masuknya BREN ke dalam indeks FTSE merupakan pengakuan penting atas visi jangka panjang perusahaan untuk menjadikan Indonesia bebas emisi.

Hal ini juga menggarisbawahi komitmen BREN untuk mendiversifikasi portofolio energi terbarukan, khususnya melalui akuisisi strategis di bidang pembangkit listrik tenaga angin, yang melengkapi basis bisnis panas bumi perusahaan.

“Selain itu, dengan masuknya BREN ke dalam indeks saham global FTSE, basis investor kami akan semakin luas, memberikan peluang berharga bagi investor untuk berpartisipasi dalam pertumbuhan bisnis kami,” ujarnya kepada Businessis, Jumat (23/8/2024). ).

Marley mencatat, BREN telah meningkatkan jejak energi terbarukannya dengan mengakuisisi PLTA Sidrap 1 berkapasitas 75 MW dan mengamankan aset untuk tahap akhir Sidrap 2 pada tahun 2024. Langkah tersebut dilakukan melalui anak perusahaan Brito Wind.

Anak perusahaan BREN, Star Energy Geothermal, juga terus meningkatkan operasionalnya dengan meningkatkan kapasitas unit Salak, Darajat, dan Wayang Windu secara signifikan.

Marley mengatakan peningkatan tersebut mencakup program modernisasi dan penambahan peralatan baru yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas panas bumi menjadi 118 MW antara tahun 2024 hingga 2027. Dengan demikian, total kapasitas panas bumi BREN akan meningkat dari 886 MW menjadi 1.004 MW.

“Pengakuan dari FTSE Russell ini tidak hanya menegaskan pencapaian kami saat ini, namun juga memposisikan BREN sebagai pemain kunci dalam transisi menuju energi berkelanjutan,” tutupnya.

BREN milik Prajogo Pangestu seharusnya masuk indeks FTSE pada Juni 2024. Namun gagal karena perusahaan tersebut ditempatkan di bawah dewan pengawas khusus dengan mekanisme lelang penuh (FCA).

Hingga Jumat (23/08), market cap atau kapitalisasi pasar BREN kini berada di angka Rp 1,264 triliun, menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI). Nilai tersebut melebihi kapitalisasi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) yaitu Rp 1260 triliun. 

———————–

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong Anda membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel