Bisnis.com, MALANG – Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Prof. Nazaruddin Malik menegaskan, upaya mengatasi masalah kesenjangan sosial merupakan salah satu tantangan terbesar Indonesia. Sementara itu, jumlah pengangguran usia 15-27 tahun di Tanah Air mencapai 9,9 juta orang.

Dua guru besar Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Fakultas Ekonomi dan Administrasi Bisnis (FEB), Prof. Ida Zuhro dan Prof.  Vidayat, Sabtu (18/5/2024).

“Jika permasalahan ini tidak diselesaikan, hal ini dapat memicu fenomena kesenjangan sosial yang semakin melebar di masa depan. “Hal ini malah menurunkan stabilitas ekonomi dan politik nasional,” tegasnya.

Dua guru besar UMM memberi isyarat bahwa ekonomi kesejahteraan yang dimodifikasi merupakan penelitian dan gerakan yang patut didorong karena berpotensi mengakhiri kesenjangan sosial.

Menurutnya, UMM diharapkan selalu berkontribusi terhadap pendidikan dan pembangunan masyarakat. Mencoba memberikan pendidikan yang lebih baik, beasiswa, bantuan sosial dan langkah-langkah kesejahteraan lainnya.

“Saat ini ada 62 gubernur yang bertugas di UBB. Saya berharap kita bisa menarik 80-90 profesor baru tahun ini. “Dengan demikian Kampus Putih dapat didedikasikan untuk memberikan layanan pendidikan yang lebih cepat dan lebih baik semata-mata demi pengabdian kepada Allah SWT,” ujarnya.

Menurut Ida, peran perbankan syariah dalam mendorong pembangunan berkelanjutan menjadi semakin penting karena dapat menjadi pemain kunci dalam memobilisasi dana untuk proyek-proyek yang mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

“Hal ini menunjukkan bahwa sektor keuangan, khususnya perbankan syariah, mempunyai peran penting dalam memberikan kontribusi nyata terhadap pencapaian tujuan pembangunan global dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan,” ujarnya.

Ia juga membahas konsep pembiayaan syariah yang berlapis-lapis. Konsep ini terinspirasi dari anatomi suatu bangunan yang terdiri dari pondasi, alas tiang, dan kolom.

Landasan tersebut terdiri dari kerangka peraturan yang matang, komitmen yang kuat, dan infrastruktur keuangan yang memadai. Ketiga elemen dasar inilah yang menopang lima pilar utama. Hal ini mencakup diversifikasi produk dan pembiayaan, pengembangan bakat, manajemen risiko dan kepatuhan syariah, kecukupan modal, serta literasi dan penerimaan keuangan syariah.

Ia mengatakan penting juga untuk memperkuat kebijakan lintas sektoral melalui kolaborasi berbasis inovasi terbuka. Kolaborasi lintas sektor dan inovasi terbuka menjadi kunci keberhasilan pengembangan peran intermediasi perbankan syariah yang akan membantu mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Vidayat mengeksplorasi bagaimana membangun gaya hidup yang seimbang dan berkelanjutan untuk meningkatkan kesejahteraan holistik. Ia menjelaskan, isu-isu terkait ekonomi hijau, pemasaran ramah lingkungan, produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, yang menjadi dasar Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, memberikan pekerjaan rumah yang menarik.

Itu sebabnya penting untuk menciptakan gaya hidup yang seimbang dan berkelanjutan, katanya.

Menurutnya, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat tidak hanya ditentukan oleh tingkat pendapatan dan indikator ekonomi lainnya. Kondisi sosial dan lingkungan menentukan kesejahteraan dan kebahagiaan.

“Peningkatan kesejahteraan tidak hanya dapat dicapai dengan peningkatan pendapatan, tetapi juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas lingkungan tempat mereka bekerja dan tinggal,” ujarnya.

Bahkan permasalahan sosial seperti gaya hidup yang tidak sehat, masalah transformasi yang kacau, dan kondisi lingkungan fisik yang buruk berkontribusi besar terhadap kesejahteraan. Terlepas dari polusi udara, pencemaran lingkungan, masalah sampah, dll.

Ia yakin hal ini dapat dilakukan dengan seruan komprehensif untuk menciptakan kondisi sosio-ekologis yang baik dan memperbaiki kebiasaan perilaku tercela dan terlarang.

Pemasaran sosial juga dapat dicapai dengan menggunakan pendekatan berdasarkan prinsip pemasaran tradisional yang lebih konsisten dengan isu-isu sosial dan lingkungan. Apalagi jika dibandingkan dengan pendekatan tradisional seperti denda, sanksi, atau sekadar kampanye sosial.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel.