Bisnis.com, JAKARTA – Tindakan yang dilakukan PT Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) akan menjual saham anak usahanya yaitu PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO) merupakan opini positif yang diharapkan dapat mempengaruhi pergerakan sahamnya di masa depan.

Pada penutupan perdagangan Senin (13/5/2024), saham LPKR menguat 5,88% ke level Rp 90 per saham. Kalaupun ada kenaikan, harga banderolnya masih menunjukkan penurunan sebesar 7,22% year to date (YtD).

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, saham LPKR saat ini cenderung berada pada fase menguat di tengah pemberitaan penjualan saham SILO.

“LPKR masih cenderung naik, namun besaran yang menyertainya cenderung lebih sedikit dibandingkan periode sebelumnya. MACD dan Stochastic masih menunjukkan kekuatan,” ujarnya kepada Bisnis, Senin (13/5/2024).

Secara teknikal, MNC Sekuritas merekomendasikan transaksi beli LPKR dengan target harga Rp 97–IDR 102, sedangkan support berada di level Rp 85 dan resistance di Rp 93.

Di sisi lain, saham SILO mendapat rekomendasi wait and see dengan support di 2.460 dan resistance di 2.680. Pada perdagangan hari ini, saham perseroan turun 0,38% ke Rp 2.600 namun masih mewakili kenaikan 19,27% YtD.

Seperti diketahui, sesuai Perjanjian Syarat Penjualan Saham (PPJB), Lippo melalui anak usahanya PT Megapratama Karya Persada menjual dan mengalihkan 1.352.637.000 lembar saham SILO atau setara 10,4% saham dengan nilai pembelian Rp 3,85 triliun.

Oleh karena itu, penjualan saham SILO dilakukan pada harga Rp 2.850 per saham. Nilai tersebut tergolong premium mengingat rekor harga penutupan SILO yang tertinggi hanya 2.740 per saham.

Sekretaris Jenderal LPKR Ratih Safitri mengatakan penjualan saham tersebut bersifat kondisional, yang pelaksanaannya akan dilakukan setelah syarat-syarat sebelumnya terpenuhi.

Tanggal selesainya rencana transaksi akan disepakati kemudian oleh para pihak setelah kewajiban dipenuhi. Di sisi lain, rencana ini dinilai akan berdampak positif terhadap kondisi keuangan perseroan.

Rencana transaksi ini akan berdampak positif bagi perseroan dan memperkuat neraca serta meningkatkan arus kas perseroan, kata Ratih dalam suratnya kepada otoritas Bursa Efek Indonesia.

Penafian: Informasi ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi terserah pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel