Bisnis.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) angkat bicara soal maraknya seruan peninjauan kembali penerapan Badan Pemantau Khusus dengan mekanisme full call lelang (PPK FCA). Faktor tekanan pada indeks harga saham gabungan (IHSG).

Direktur Eksekutif Pengawasan Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Pertukaran Karbon OJK Inarno Zajadi mengatakan OJK dan Bursa Efek Indonesia selalu berkoordinasi dan memperhatikan masukan yang diberikan pelaku pasar terhadap penerapan FCA PPK.

“Kami mengapresiasi penilaian multipihak. Namun, kita harus selalu ingat bahwa PPK bertujuan untuk menciptakan pasar modal yang lebih tertib, adil, dan efisien sehingga meningkatkan perlindungan investor,” kata Inarno dalam keterangan resminya. Pengumuman, dikutip Jumat (14/6/2024).

Pada akhir perdagangan Kamis (13/6/2024), IHSG melemah 18,53 poin atau 0,27% ke 6.831,56. Posisi tersebut mencerminkan pelemahan year-on-year (YtD) sebesar 6,07% dan penurunan 6,35% selama tiga bulan terakhir.

Liza Camelia Suryanata, Kepala Riset NH Korindo Securitas Indonesia, mengatakan IHSG mendapat tekanan dari sentimen internal seperti kebijakan FCA atau full call Auction.

Liza mengatakan IHSG menghadapi pembatasan FCA yang diberlakukan pada saham-saham perusahaan penggerak indeks berkapitalisasi besar seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN). 

Pasalnya, pasar mengkhawatirkan masalah likuiditas pada saham BREN. Kemudian Liza menyampaikan akhir-akhir ini pergerakannya sangat tidak menentu dan IHSG seperti rollercoaster. 

“Pada saat yang sama, di sektor-sektor stabil lainnya seperti keuangan atau saham-saham blue chip lainnya, IHSG sebenarnya tidak memiliki katalis yang mendukungnya,” kata Liza kepada Bisnis, Kamis (13/06/2024).

Secara teknikal, meski potensi pelemahan terbatas di area 6.800-6.750 berkat indikator divergensi positif RSI, Liza mengaku masih belum yakin IHSG mampu menopang posisinya saat ini. 

Artinya, meski IHSG baru-baru ini mencapai titik terendah baru, sepertinya momentum beli mulai meningkat, tutupnya.

Di masa lalu, pendekatan PPK FCA menuai kritik dari banyak investor karena sistem perdagangannya yang tertutup dan terbatas.

Direktur Pengembangan Bursa Efek Indonesia Jeffrey Hendrick mengatakan, pihaknya saat ini sedang mengumpulkan masukan dan saran dari pelaku pasar dan pemangku kepentingan terkait terhadap PPK FCA yang berlaku sejak Maret lalu. Evaluasi terhadap ketentuan ini diharapkan dapat diselesaikan secepatnya.

“Kita harapkan segera terealisasi, tunggu saja,” kata Jeffrey di Gedung Bursa Efek Indonesia, Sabtu (8/6/2024).

Meski membenarkan full day akan terjadi pada kuartal III 2024, Jeffrey tak membantah atau membenarkan pertanyaan wartawan. Ia hanya mengatakan pihaknya sedang melakukan evaluasi dan akan mengumumkan hasilnya secepatnya.

Lebih spesifik, Jeffrey menyatakan seluruh peraturan dan kebijakan yang dikeluarkan Bursa, dalam hal ini PPK FCA, akan ditinjau kembali setelah diterapkan.

Ia juga menyatakan bahwa segala kontribusi pelaku pasar kepada bursa melalui penyampaian langsung, jejaring sosial, atau bentuk lainnya akan didengarkan dan diperhatikan.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Simak Google News dan berita serta artikel lainnya di channel WA