Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa migas Italia, Eni SpA, berupaya mengumpulkan dana lebih dari 4 miliar euro atau sekitar Rp 70,27 triliun (dengan asumsi nilai tukar Rp 17.568,87 per euro) dari minyak dunia. program pembuangan gas dalam jangka pendek.

Mengutip Bloomberg, Selasa (7/2/2024), penjualan beberapa aset migas internasional merupakan bagian dari rencana Eni untuk menggalang pendapatan sebesar 8 miliar euro atau senilai Rp 140,55 miliar selama 3 tahun ke depan. 

Banyak blok minyak dan gas yang dipertimbangkan untuk dijual mencakup beberapa aset aktif di Indonesia dan Siprus, menurut sumber Bloomberg yang tidak mau disebutkan namanya.

CEO Eni, Claudio Descalzi, mempromosikan penjualan aset dan proyek kecil yang mungkin menarik bagi perusahaan lokal, sekaligus membuka kemungkinan penjualan beberapa proyek besar, menurut sumber Bloomberg yang mengetahui rencana tersebut. 

Eni telah mengindikasikan bahwa mereka akan menjual sebagian dari portofolio minyak dan gas tingkat lanjut internasionalnya untuk mendukung program transisi energi kelompok tersebut. Baru-baru ini, Eni menciptakan model bisnis satelit untuk mengakuisisi beberapa perusahaan energi terbarukan, seperti Plenitude dan Enilive, yang aktif di sektor biorefining. 

Baru-baru ini, Eni juga berkesempatan memperoleh dana baru sekitar 850 juta hingga 1 miliar euro dari penjualan asetnya di Alaska kepada Hilcorp, perusahaan minyak dan gas yang berbasis di AS. 

Sedangkan Eni bisa memperoleh penghasilan yang sama dari penjualan hak penyertaan (IP) aset yang beroperasi di Pantai Gading. Dalam jangka panjang, Eni berencana menjual separuh portofolio minyak dan gas lanjutannya. 

Di sisi lain, Eni mengakuisisi seluruh portofolio minyak dan gas Neptune Energy Group Limited, kecuali aset di Norwegia dan Jerman.  

Akuisisi jumbo raksasa migas asal Italia itu juga berfokus pada kemampuan Neptune untuk berpartisipasi di blok migas Indonesia, yakni Wilayah Kerja (WK) Ganal Barat dan Wilayah Kerja Ganal Utara, Kalimantan Timur.  Dua blok migas baru-baru ini menarik perhatian dunia menyusul keberhasilan eksplorasi sumur Geng North-1, Blok North Ganal.

Descalzi mengatakan akuisisi aset Neptune merupakan upaya memperkuat portofolio perseroan karena akan meningkatkan produksi gas hingga 60% pada tahun 2030. Khusus aset di Indonesia, Descalzi mengatakan akuisisi tersebut akan memperkuat posisi Eni di lepas pantai Indonesia.  

“Memperkuat kehadiran Eni di lepas pantai Indonesia, memasok LNG Bontang ke pasar domestik,” kata Claudio dalam keterangan pemerintah menanggapi akuisisi Neptune, dikutip Kamis (1/2/2024).  

Portofolio Neptune di Indonesia mencakup 38,04% saham di Blok North Ganal dan 30% saham di Blok West Ganal.  

Sementara itu, Eni melihat akuisisi tersebut mendapat momentum setelah dilakukannya pengeboran sumur di Geng Utara. Eni melaporkan, penemuan tersebut kemungkinan melibatkan 5 triliun kaki kubik (Tcf) gas dengan kandungan kondensat sekitar 400.000 barel minyak (Mbbls). 

Dalam intervensinya di Indonesia, Eni juga sedang mengembangkan blok Indonesia Deepwater Development (IDD) yang diakuisisi Chevron pada tahun 2023. 

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyetujui Rencana Pengembangan Blok IDD atau Plan of Development (PoD).

Dengan kesepakatan tersebut, jelas Arifin, rencana peningkatan produksi laut dalam raksasa migas Italia yang saat ini dikuasai Eni itu akan berlaku efektif hingga 2027.  

“Jadi bisa dilakukan upaya perbaikan sejak PoD disetujui dan berlanjut hingga tahun 2027,” kata Arifin saat rapat kerja (raker) di Komisi VII DPR RI, Jakarta, Rabu (19/6/2024). 

Perkiraan total biaya pengembangan Blok IDD Eni sekitar 14,8 miliar dollar AS atau sekitar Rp 239,02 miliar (asumsi kurs Rp 16.150 per dollar AS). 

Secara keseluruhan, total biaya pengembangan blok IDD bagian utara, termasuk Gehem-Geng North, adalah sekitar US$11,4 miliar. miliar. Sedangkan blok selatan yang terdiri dari Gendalo-Gandang membutuhkan investasi sebesar $3,4 miliar. 

Temukan berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Channel WA