Bisnis.com, Jakarta – Mendapat kontrak baru yang dikumpulkan oleh BUMN penerbit konstruksi PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. (WIKA) mengalami penurunan hingga Mei 2024.

Hingga Mei 2024, WIKA mendapat kontrak baru senilai Rp 8,86 triliun. Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp 10,48 triliun. Artinya bisnis baru perseroan turun 15,46% year on year.

Direktur Utama Wijaya Karya Agung Budi Waskito mengatakan perolehan kontrak baru pada Mei 2024 meliputi Proyek Pengalihan Jalan Mora Wahao, Instalasi Pengolahan Air Bawah dan masih banyak kontrak baru lainnya baik dari induk maupun anak perusahaan.

“Pangsa kontrak baru terbesar berasal dari segmen industri, disusul segmen infrastruktur dan bangunan, disusul segmen real estate dan APCC,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (7/7/2024). .

Agung menambahkan, sebagian besar proyek WIKA berasal dari Pemerintah dan Lembaga Negara (BUMN) dengan jadwal pembayaran bulanan.

Di sisi lain, perolehan kontrak baru pada Mei 2024 meningkatkan posisi kontrak atau order book perseroan menjadi Rp52,31 triliun. Dari jumlah tersebut, 97% merupakan model pembayaran bulanan atau sesuai dengan alur kesehatan WIKA.

Implementasi ini telah membuahkan hasil pada Mei 2024 dengan diperolehnya pendapatan tunai dari aktivitas operasi sebesar Rp7,66 triliun, kata Aging.

Sementara WIKA ditugaskan kembali oleh PT Kaltim Prima Coal (KPC) untuk mengerjakan Pengalihan Jalan Muara Wahao (MWRD) sepanjang 18,9 km. Nilai kontrak proyek ini adalah 550 miliar dolar.

Agung mengatakan WIKA telah dikontrak untuk melaksanakan pekerjaan tanah yang meliputi penyiapan jalan, pengerasan jalan, penyiapan lahan, dan struktur baja dengan target penyelesaian pada Desember 2025.

“Ini merupakan sinergi berkelanjutan antara KPC dan WIKA” yang menandakan bahwa KPC sebagai pemilik proyek tetap percaya terhadap kualitas pekerjaan dan penyelesaian proyek WIKA.

Tujuan pengerjaan proyek ini adalah untuk memperluas wilayah operasional KPC untuk memindahkan rute MRWD. Ternyata jalan ini awalnya dibangun sebagai alternatif jalan nasional di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.

__________

Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel