Bisnis.com, JAKARTA – Bagian dari perusahaan patungan pemasok batu bara Grup Bakrie dan Grup Salim, PT Bumi Resources Tbk. (DUNIA) mengalami penurunan sebesar 3,45%. Sehari sebelumnya, BUMI dikabarkan mendapat rating idA+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo).
Saham Bumi Resources dikabarkan turun 3,45% menjadi Rp 168 per saham. Saham BUMI diperdagangkan pada harga Rp 164 sesaat setelah pembukaan usaha hari ini.
Sebanyak 1,28 miliar saham BUMI beroperasi dan nilai usahanya mencapai Rp 215,9 miliar. Harga rata-rata saham BUMI adalah Rp 168,6 per saham.
Saham BUMI melemah setelah sehari sebelumnya melesat 16,78% menjadi 174 secara keseluruhan.
Terlepas dari pelemahan ini, saham BUMI dilaporkan terus menguat hingga saat ini, dengan kenaikan 97,65%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, saham BUMI menguat 22,63%.
Sebelumnya, Analis Pefindo Kresna Wiryawan dan Ayuningtyas Nur mengatakan anggaran tersebut mencerminkan kuatnya posisi bisnis BUMI serta sumber daya pertambangan dan sumber daya yang memadai.
“Keseimbangan tersebut dibatasi oleh rendahnya tingkat belanja modal, fokus bisnis, serta paparan terhadap harga komoditas yang berfluktuasi dan risiko lingkungan,” tulisnya dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (11/12/2024).
Menurut Pefindo, valuasi BUMI bisa naik jika induknya PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) dapat menekan tingkat belanja modal yang akan meningkatkan margin keuntungan perusahaan dan memperkuat sistem operasinya.
“Tarifnya juga dapat dinaikkan jika BUMI berhasil melakukan diversifikasi usaha dan memperoleh lebih banyak pendapatan dari sumber usaha selain batubara termal dengan tetap mempertahankan tingkat produksi batubara saat ini,” tambah Kresna dan Ayuningtyas.
Pefindo mengatakan pihaknya bisa menurunkan suku bunga BUMI jika pendapatan atau EBITDA perusahaan berada di bawah target, sehingga dapat memperburuk struktur permodalan dan keamanan arus kasnya. Selain itu, penurunan pendapatan akibat anjloknya harga batu bara juga dapat memberikan tekanan pada valuasi perseroan.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel