Bisnis.com, JAKARTA – Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) khawatir besarnya impor gula ke pasar Indonesia dapat mempengaruhi stabilitas harga di dalam negeri.

Kepala PTPN III Mohammad Abdul Gani mengatakan kenaikan impor gula ke dalam negeri dapat berdampak pada petani lokal dan harga tebu.

“Kami meminta kepada pemerintah, ketika harga gula di luar negeri sangat rendah, harus ada pengamanan agar gula tidak mudah masuk ke Indonesia,” kata Abdul Gani saat diskusi Penguatan BUMN Menuju Indonesia Emas di Sarinah (23/9) . / 2024).

Gani juga mengatakan, hasil panen tebu petani masih 5 ton per hektar (Ha). Jumlah tersebut, kata Gani, sudah turun signifikan dan dikhawatirkan akan terjadi kelangkaan jika gula impor terus masuk ke Indonesia.

Ia mengatakan jika hasil panen petani selada air meningkat, maka Indonesia tidak perlu lagi mengimpor gula untuk membantu masyarakat.

“Saat ini luas areal yang kita tanam tebu sudah lebih dari 500 hektar. Kalau kita lihat 100 tahun yang lalu, 500.000 hektar itu menghasilkan 7,5 juta ton. Kalau panen kita seperti 100 tahun yang lalu, kita tidak mau impor gula, bahkan kita bisa saja ekspor,” ujarnya.

Gani juga mengatakan, pihaknya mempunyai rencana untuk meningkatkan hasil panen petani dari 5 ton per hektar menjadi 8 ton per hektar. 

Untuk mencapai hal tersebut, perusahaan akan memasok varietas tebu terbaik kepada petani lokal, menggunakan teknologi pertanian dan lain sebagainya.

Tujuannya, pada tahun 2028, produktivitas petani tebu meningkat hingga menekan biaya produksi hingga 50 persen. 

“Kalau hasil panen petani naik 50 persen, maka biaya budidayanya Rp 6.000, pendapatan petani naik dua kali lipat, jadi mungkin kita minta petani menurunkan harga gula agar konsumen bisa mendapatkan harga gula yang lebih baik,” katanya. katanya. Apa?

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel