Bisnis.com, Jakarta – Bukit Asam Tbk (PTBA) berkomitmen terus mendukung kebijakan hilirisasi batu bara.

Sejalan dengan pendekatan yang dilakukan perusahaan, Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Niko Chandra mengatakan, pihaknya telah mengalokasikan cadangan batu bara untuk aliran tersebut.

“PTBA telah menyisihkan cadangan batu bara khusus untuk proyek hulu untuk menjamin kebutuhan batu bara bagi industri hilir,” dikutip Niki Business Kamis (12/9/2024).

Menurut Niko, salah satu tugas PTBA adalah mendukung program pemerintah bersama berbagai pihak.

Seperti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan menggandeng beberapa universitas untuk menaikkan harga batu bara.

“Melalui kolaborasi, penelitian, dan pengembangan ini, kami berharap dapat menciptakan inovasi-inovasi yang mempertimbangkan skala ekonomi yang dapat dilakukan hilirisasi batu bara,” ujarnya.

Meski menggandeng berbagai pihak, Niko mengatakan PTBA terbuka untuk menjalin kerja sama dengan mitra kompeten di sektor pertambangan batu bara untuk mengembangkan industri hilir di Indonesia.

“Dengan dukungan kuat dari pemerintah, PTBA optimis boom batubara bisa berakhir,” kata Niko.

Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadlia mengatakan produsen batu bara bisa dijadikan komoditas unggulan untuk menaikkan nilai batu bara melalui program hilirisasi.

Bakhil mengatakan, pemerintah terus mendukung batu bara sebagai komoditas utama. Namun dia menekankan pentingnya transisi bertahap ke energi.

“Jadi harus mendapat modal yang cukup terlebih dahulu sebagai alat untuk menyelesaikan transisi ke teknologi hijau. Karena kalau kita memaksakan segera tanpa modal yang cukup, kita tidak akan bisa,” kata Bahlil. Laman ESDM, Selasa (10/9/2024).

Bahilil mengatakan, ketika masyarakat dunia berpikir kreatif untuk meningkatkan laju pertumbuhan namun mengabaikan perjanjian global untuk mengurangi emisi, Indonesia juga berkomitmen untuk menurunkan emisinya hingga nol pada tahun 2060.

Bahlil mendesak produsen batu bara untuk mulai memberikan nilai tambah pada produksi batu bara melalui program hilirisasi.

Bahil juga menemukan bahwa batuan barra Indonesia saat ini didorong ke dalam aliran produk berharga seperti dimetil eter (DME), gas minyak cair (LPG) dan bahan baku pupuk. 

“Untuk batubara ke depan, kami tidak hanya mengekspor bahan bakunya saja, tapi juga mendorong DME sebagai alternatif pengganti LPG. Karena impor LPG mencapai 6 juta ton per tahun, maka salah satu bahan baku pengganti LPG adalah batubara melalui DME. . Bahan baku sebagai pupuk,” kata Bahilil. .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA