Bisnis.com, JAKARTA – penerbit tekstil PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) saat ini sedang berupaya merestrukturisasi utangnya dengan status hak berhutang (PKPU). Jika restrukturisasi dilakukan, hasil bisnis akan meningkat pada tahun 2030.
Status PKPU PBRX sendiri telah diperpanjang sejak Juli lalu dan berakhir pada 2024. pada tanggal 22 November berdasarkan putusan Pengadilan Niaga Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Di pertengahan masa PKPU, Pan Brothers fokus pada korespondensi dengan kreditur, baik bank maupun pemegang obligasi, terkait skema restrukturisasi utangnya.
Total utang yang direstrukturisasi kepada kreditur bank dan pemegang obligasi berjumlah sekitar 340 juta. Salah satu skema keringanan utang tersebut adalah skema Obligasi Wajib Konversi (OWK) atau Mandatory Convertible Bonds (MCB) bagi pemegang obligasi dan pemberi pinjaman bilateral yang bermasalah.
Direktur Pan Brothers Fitri Ratnasari Hartono mengatakan, berdasarkan PKPU-nya, PBRX mencatatkan penurunan kinerja keuangan. Penurunan aktivitas yang dialami selama pandemi Covid-19 terkait dengan permasalahan makroekonomi akibat inflasi.
Berdasarkan laporan keuangan I/2024. Yang pertama di tahun 2018 Pada kuartal tersebut, pendapatan PBRX turun 16,16% dari tahun ke tahun menjadi $92,25 juta. Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk juga turun 89,22% dari tahun ke tahun menjadi $124,909.
Menurut dia, arus kas perseroan sedang ketat. Perusahaan juga kesulitan mendapatkan tambahan modal kerja.
Kendati demikian, di kalangan PKPU, kata dia, PBRX tetap menjalankan bisnis seperti biasa. Tercatat, jumlah pegawai PBRX mencapai 23.571 orang pada 30 September 2024. Utilisasi produksi di PBRX pun mencapai 80-85%.
Fitri mengatakan, berdasarkan rencana restrukturisasi tersebut, penjualan produksi PBRX diperkirakan akan mengalami penurunan pada tahun 2024 dan 2025. karena kurangnya PKPU dan modal kerja.
Namun, hasil bisnis diperkirakan akan kembali normal pada tahun 2030 setelah restrukturisasi. “Tahun ini dan tahun depan masih akan menurun, dan kita bisa kembali ke hasil terbaik seperti tahun-tahun sebelumnya, baru sekitar tahun 2030,” kata M. Fitri usai membahas topik tersebut. pada Rabu (11/06/2024) usulan perdamaian dengan kreditur.
Diperkirakan pada tahun 2030 penjualan produksi pakaian akan mencapai 500 juta Asumsi ini didasarkan pada permintaan pakaian jadi global yang diperkirakan akan meningkat secara bertahap seiring menurunnya inflasi di pasar. Penjualan diharapkan meningkat secara bertahap setelah proses PKPU.
Diharapkan juga menerima pesanan dari pembeli Pan Brothers seperti Adidas, Uniqlo, The North Face dan Amer Sports pada tahun depan.
“Jadi [restrukturisasi] ini kami upayakan selesai pada bulan ini, agar bisa dipastikan dapat pesanan tahun depan, dalam satu semester,” ujarnya.
Saya/2024. Pada laporan keuangan triwulan 2018, salah satu pembeli PBRX yang volume penjualannya melebihi 10% dari total omzet bersih adalah Adidas. pada tahun 2024 Penjualan Adidas pada kuartal pertama sebesar 9,51 juta. USD, yaitu 52,68% lebih rendah dibandingkan tahun lalu. Penjualan Uniqlo kemudian mencapai 12,39 juta. USD, yaitu 13,09% lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Sedangkan penjualan ekspor PBRX pada I/2024. turun 18,21% dibandingkan tahun lalu menjadi 77,3 juta. dolar AS. Penjualan domestik juga turun 3,54% YoY menjadi 15,03 juta.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel