Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja produk unit link di industri asuransi jiwa menunjukkan perkembangan menarik di tengah kondisi pasar keuangan yang kuat.

Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) semester I/2024 mencatat premi bisnis terkait unit mencapai Rp36,68 triliun, meski revisi 13,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun, hal ini jauh lebih baik dibandingkan semester I/2023 yang penurunan preminya mencapai 24,9%. 

CEO AAJI Togar Pasaribu mengatakan kinerja produk terkait divisi ini sangat dipengaruhi oleh dinamika pasar keuangan dan preferensi konsumen. 

“Berbicara data kinerja industri asuransi jiwa pada Januari-Juni 2024, pendapatan dari produk asuransi jiwa terkait tercatat sebesar Rp36,68 triliun,” kata Togar, Selasa (8/10/2024). 

Meski biaya terkait unit masih diatur, Togar tetap optimis dengan prospek produknya hingga akhir tahun. Menurut dia, sejumlah faktor eksternal seperti kondisi pasar keuangan dan daya beli masyarakat juga mempengaruhi operasional departemen tersebut. Namun dengan adanya reformasi regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Togar yakin produk unit link akan lebih aman dan menarik di masa depan. 

“Pencabutan regulasi dari OJK tentu menjadi salah satu faktor yang membuat produk-produk terkait peralatan aman dan menarik di mata konsumen,” ujarnya. 

Togar menekankan pentingnya produktivitas dalam menjawab tantangan industri dan meningkatkan kinerja seluruh divisi. Menurut dia, perusahaan asuransi harus terus mengembangkan dan memodifikasi produk unitnya sesuai kebutuhan masyarakat. 

Sejumlah usulan yang diharapkan dapat meningkatkan daya tarik unit terhubung antara lain penyesuaian biaya, fleksibilitas investasi dan penambahan fitur baru.

Seiring dengan pengembangan produk, Togar juga menekankan pentingnya digitalisasi agar klien dapat melacak kinerja investasi. 

“Perusahaan juga dapat mengembangkan aplikasi dan platform digital yang memungkinkan pelanggan memantau kinerja keuangan dan mendapatkan informasi produk secara real-time,” tambahnya.

Dengan strategi tersebut, Togar berharap perusahaan asuransi dapat tetap kompetitif dan terus menarik minat konsumen terhadap produk unit link. “Kedepannya dengan pemanfaatan inovasi dan teknologi, kami berharap produk-produk terkait unit semakin digemari masyarakat,” ujarnya.

Di sisi lain, rata-rata saham unit link menguat 4,94% (year-to-date/YtD) sejak September 2024, mengungguli IHSG sebesar 3,51% (YtD). Kinerja tersebut didorong oleh saham unit link dalam mata uang dolar Amerika Serikat (AS). 

Diantaranya, Smartwealth Dollar Equity World Opportunities Funds memberikan imbal hasil tertinggi, mencapai 26,64% dalam USD. Kemudian PRUlink US Dollar Global Tech Equity mencapai 25,73%. Disusul oleh PFI Mega Life USD Global Equity Opportunity Fund hingga 20,41%. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel