Bisnis.com, JAKARTA — Sebanyak sembilan emiten berkapitalisasi besar atau large cap melaporkan hasil keuangan semester I/2024. Bagaimana prospek emiten-emiten tersebut hingga akhir tahun 2024?
Berdasarkan catatan Bisnis, dari 10 emiten berkapitalisasi besar, empat emiten mengalami penurunan laba bersih dan lima emiten mencatatkan kenaikan laba bersih. Sedangkan satu emiten yakni PT Dian Swaistika Sentosa Tbk. (DSSA) diketahui belum melaporkan hasil keuangan semester I/2024.
Pertumbuhan laba bersih tertinggi pada semester I 2024 diraih oleh PT Amman Mineral International Tbk. (AMMN). AMMN melaporkan peningkatan laba bersih hingga 300,03% menjadi USD 475,24 juta atau setara Rp 7,79 triliun (kurs Jisdor Rp 16.394 per 30 Juni 2024).
Di sisi lain, PT Chandra Asri Pacific Tbk mencatatkan emiten dengan penurunan kinerja paling besar. (TPIA). TPIA mencatatkan rugi bersih sebesar Rp778,12 miliar. Kerugian bersih ini tumbuh hampir 8.000% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menjelaskan, dari segi prospek, emiten berkapitalisasi besar masih cukup menarik dengan hasil keuangan diperkirakan tumbuh lebih progresif pada kuartal depan.
Di sisi lain, menurutnya, pasar menantikan kondisi makro dan politik yang stabil dan tahan lama. Nafan mengatakan, investor masih menunggu pelantikan presiden baru dan penetapan kabinet yang akan membantu presiden baru dalam bekerja.
Selain itu, lanjutnya, pasar juga menunggu pernyataan Presiden Jokowi di sidang DPR-MPR. Menurutnya, kebijakan seperti kebijakan luar negeri, ekonomi, pertahanan dan keamanan nasional akan dibahas dalam sidang tersebut.
Katalis selanjutnya adalah dinamika suku bunga bank sentral, dimana bank sentral negara maju menerapkan pelonggaran kebijakan moneter, kata Nafan, Jumat (8/2/2024).
Di sisi lain, Nafan juga menilai dinamika kebijakan luar negeri seperti pemilu presiden AS akan mempengaruhi tren pasar.
Nafan melanjutkan, investor yang tertarik masuk ke emiten berkapitalisasi besar bisa mulai membeli saat kelemahannya. Beberapa sektor yang dinilainya masih menarik untuk dicermati pada Semester II/2024 adalah keuangan, infrastruktur, real estate, industri, dan siklus konsumen.
—————————-
Penafian: Berita ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel