Bisnis.com, JAKARTA — Industri asuransi umum di Indonesia diperkirakan masih menunjukkan pertumbuhan positif pada paruh kedua tahun 2024, meski ada beberapa tantangan yang perlu diatasi.

Beberapa faktor seperti penurunan suku bunga Bank Indonesia (BI) atau BI Rate, perluasan Pembayaran Pajak Pertambahan Nilai Pemerintah (PPN DTP) pada sektor properti, serta peningkatan penjualan kendaraan melalui berbagai . Pameran otomotif merupakan katalis pertumbuhan premi asuransi umum, khususnya di sektor properti, otomotif, dan asuransi kredit.

Menurut Pakar Manajemen Risiko dan Ketua Umum Asosiasi Penjamin Emisi Asuransi Indonesia (Kupasi) Wahyudin Rahman, prospek industri asuransi umum pada semester II/2024 didukung oleh beberapa pendorong utama. 

“Penurunan suku bunga BI akan mengurangi beban pembiayaan dan memperkuat daya beli di sektor properti dan otomotif. Pelonggaran perpanjangan DTP PPN akan meningkatkan aktivitas properti, sedangkan pameran mobil akan mendorong penjualan kendaraan. insentif yang baik untuk mendorong pembayaran asuransi umum,” kata Wahyudin saat dihubungi Bisnis, Jumat (4/10/2024). 

Meskipun mempunyai potensi untuk tumbuh, sektor ini juga menghadapi beberapa tantangan. Salah satunya adalah melemahnya daya beli masyarakat yang terlihat dari anjloknya harga selama empat bulan berturut-turut, serta meningkatnya klaim pada sektor kredit dan asuransi yang menguat.

“Peningkatan klaim, khususnya pada kredit dan asuransi kesehatan, dapat memberikan tekanan pada profitabilitas perusahaan asuransi umum,” imbuhnya. 

Selain itu, resesi ekonomi global dan domestik nampaknya juga mempengaruhi permintaan asuransi, terutama pada sektor-sektor yang sangat bergantung pada belanja pemerintah.

Berdasarkan data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), klaim asuransi umum mencapai Rp 22,57 triliun pada termin I/2024. Jumlah permintaan tersebut meningkat 12,1 persen secara tahunan (year-over-year/YoY) dari Rp20,12 triliun pada termin I/2023.

Dari seluruh klaim tersebut, asuransi kredit merupakan klaim tertinggi yang mencapai Rp 8,3 triliun. Jumlah tersebut meningkat 35,4 persen dibandingkan Rp6,13 triliun pada semester I/2023. Klaim asuransi umum tertinggi juga tercatat pada lini bisnis asuransi mobil yang klaimnya mencapai Rp3,52 triliun. 

Namun kenaikannya hanya sekitar 5,4% (YoY) dari sebelumnya Rp 3,34 triliun, cenderung kecil dibandingkan lini bisnis lainnya. Kemudian disusul asuransi kesehatan yang klaimnya mencapai Rp3,4 triliun, meningkat 11,8% (YoY) dibandingkan Rp3,04 triliun pada termin I/2023. Evolusi Industri Asuransi Umum

Di sisi lain, Pengawas Asuransi Dedy Kristianto juga memberikan pendapatnya mengenai kemungkinan dan tantangan yang dihadapi sektor asuransi umum pada paruh kedua tahun 2024. 

“Padahal jika kita melihat pada triwulan I tahun 2024, asuransi umum masih memiliki pertumbuhan yang baik. Namun kita harus tetap berhati-hati karena tingkat penetrasi dan kepadatan asuransi umum di Indonesia masih rendah. Potensi pertumbuhannya masih sangat tinggi. , namun terkonsentrasi pada sektor yang “sangat bervariasi seperti mobil, properti, dan pinjaman bank,” kata Dedy.

Ia juga menyoroti tantangan dalam hal profitabilitas. Berdasarkan data historis, lini bisnis asuransi kredit memiliki margin keuntungan yang lebih rendah dibandingkan lini bisnis lainnya. Menurutnya, hal ini masih menjadi tantangan besar bagi perusahaan asuransi umum. 

Selain itu, daya beli masyarakat menurun akibat penurunan harga selama empat bulan berturut-turut, serta gelombang PHK, memburuknya situasi perekonomian dan mempengaruhi kemampuan pasar asuransi.

Dedy juga memaparkan sejumlah faktor yang dapat mendorong pertumbuhan premi pada termin II/2024, antara lain perbaikan kondisi makroekonomi, dukungan kebijakan pemerintah, suku bunga rendah, dan digitalisasi yang memperkuat jalur distribusi asuransi.

Sementara itu, Ketua Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) Abitani Taim lebih optimis menilai prospek industri asuransi umum pada paruh kedua tahun ini. 

“Penurunan suku bunga yang dilakukan The Fed telah meningkatkan arus masuk modal secara signifikan dan mendorong aktivitas perekonomian di Indonesia. Dengan ekspektasi tersebut, bisnis asuransi juga akan menikmati perbaikan perekonomian,” kata Abitani.

Abitani juga menambahkan, perusahaan asuransi harus bersiap menghadapi penerapan PSAK-117 atau IFRS 17. 

“Industri asuransi umum perlu meningkatkan margin keuntungan dan mengevaluasi premi produk asuransinya. Beberapa perusahaan mungkin perlu meningkatkan premi agar tetap kompetitif dan memenuhi persyaratan baru ini,” jelasnya.

Menghadapi tantangan tersebut, strategi perusahaan asuransi yang akan diterapkan adalah meningkatkan pasar yang paling disasar atau dikenal dengan pasar bisnis, dan juga meningkatkan pengalaman pelanggan terbaik. Selain itu, pemanfaatan teknologi untuk efisiensi operasional dan pengelolaan klaim langsung juga menjadi langkah strategis penting bagi perusahaan asuransi umum. Prakiraan Industri Asuransi 2024

Secara umum perkiraan pertumbuhan total premi asuransi pada semester II/2024 diperkirakan masih berkisar antara 10%-15% (YoY). Sektor properti dan otomotif akan menjadi penopang utama pertumbuhan tersebut, didukung oleh pulihnya permintaan asuransi kredit pasca penurunan suku bunga. Namun tantangan utama yang perlu diperhatikan adalah apakah daya beli masyarakat akan terus melemah atau akan terjadi peningkatan permintaan pada sektor-sektor yang berisiko tinggi.

Abitani juga sepakat bahwa prospek pertumbuhan asuransi secara umum akan tetap positif, meskipun terdapat tantangan yang signifikan.

“Pertumbuhan ini mungkin tidak sekuat paruh pertama tahun 2024, namun dengan langkah strategis yang tepat, industri asuransi umum dapat menjaga stabilitasnya dan tumbuh,” ujarnya.

Terakhir, Abitani menilai kombinasi strategi diferensiasi produk, peningkatan efisiensi operasional melalui teknologi, dan penguatan portofolio risiko, industri asuransi umum di Indonesia memiliki potensi besar untuk terus tumbuh meski menghadapi tantangan perekonomian di sisa periode tahun 2024. .

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel