Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintahan baru Presiden terpilih RI Prabowo Subianto menginginkan perekonomian tumbuh sebesar 8%. Namun tujuan tersebut dinilai sulit dicapai oleh pelaku pasar modal.

Kepala Ekonom dan Kepala Riset PT Mirae Asset Securitas Indonesia Ruli Arya Wisnubroto yakin pasar akan kesulitan mencapai target ekonomi 8% dalam lima tahun ke depan. “Saya kira 5,5-6% cukup untuk jangka pendek,” ujarnya usai acara media day, Kamis (17 Oktober 2024).

Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi sebesar 6% diperkirakan akan lebih wajar dalam jangka panjang.

Menurut dia, pasar saham Indonesia saat ini lebih memperhatikan komposisi kabinet pemerintahan baru, khususnya posisi menteri perekonomian.

“Menteri perekonomian dipilih berdasarkan ekspektasi pasar,” kata Lurie.

Sementara itu, jelang pelantikan presiden, Pravo dan Perdana Menteri mengundang sejumlah pejabat ke rumahnya di Kertenegara dan Bogor Hambalang, Jakarta Selatan. Pemanggilan tokoh-tokoh tersebut tak ubahnya mengisi posisi menteri kaya di kabinet Prabov-Gibroner.

Nama-nama yang ditampilkan antara lain Menteri Keuangan RI Sri Muliani, Menteri BUMN RI Erick Thohir, dan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin.

Ketika nama menteri disebutkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun ikut menguat positif. IHSG menguat 1,13% hingga menyentuh level 7.735,03 pada perdagangan hari ini Kamis 17 Oktober 2024. IHSG pun menguat 3,41% pada pekan ini.

Seperti diketahui, Prabowo ingin perekonomian tumbuh sebesar 8%. Hashim Djojohadikusumo, Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, membeberkan strategi Prabowo Subianto untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 8%.

Hashim menjelaskan, realisasi target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% akan dicapai melalui percepatan operasional di sektor real estate. Sebab, sektor real estate dan perumahan terkait dengan 185 industri turunannya dan mampu merevitalisasi tidak hanya dunia usaha namun juga perekonomian nasional.

“Ini tidak biasa dan bisa membantu target pemerintahan Prabowo-Gibran untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahunan sebesar 8%,” ujarnya dalam perbincangan tentang keberhasilan program pembangunan 3 juta rumah per tahun, seperti dikutip On Sunday. 13 Oktober 2024).

Pada saat yang sama, Hashim berharap Indonesia dapat mencontoh Tiongkok di masa depan. Ia melihat keberhasilan negeri tirai bambu dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi melalui sektor real estate dan perumahan.

Sementara itu, sektor real estate dan perumahan telah menjadi tulang punggung perekonomian Tiongkok selama 35 tahun terakhir, sehingga tidak dapat disangkal fakta bahwa sektor ini telah membantu Tiongkok keluar dari kemiskinan.

______

Disclaimer: Berita ini tidak dimaksudkan sebagai rekomendasi untuk membeli atau menjual saham apa pun. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan apa pun yang diakibatkan oleh keputusan investasi pembaca.

Simak berita dan artikel lainnya dari Google News dan WA Channel.