Bisnis.com, JAKARTA — Penyiar PT Indosat Tbk. (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison menyatakan masih melakukan kajian bisnis terkait rencana pemerintah menaikkan tarif PPN menjadi 12%.
Vice President Corporate Communications ISAT, Steve Saerang, mengatakan Indosat Ooredoo Hutchison terus mendukung kebijakan pemerintah dan terbuka untuk bermitra dengan seluruh pemangku kepentingan untuk menerapkan hukum dan pengendalian.
“Mengingat kemungkinan kenaikan tarif PPN, Indosat terus melakukan kajian bisnis secara intensif,” kata Steve, Selasa (19/11/2024).
Kajian bisnis ini juga dilakukan dengan tetap fokus pada fokus ISAT dalam memberikan pengalaman yang luar biasa atau menakjubkan bagi seluruh pelanggan, khususnya pelanggan prabayar.
Sebaliknya, kata Steve, bagi pelanggan setelah pembayaran nilai PPN akan otomatis berubah pada laporan invoice. Hal ini menetapkan tanggal berlakunya peraturan PPN baru yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia.
Seperti diketahui, pemerintah berencana menaikkan tarif PPN dari 11% menjadi 12% mulai 1 Januari 2025. Secara umum tarif pajak naik menjadi 9,09%.
Sebelumnya ada indikasi kenaikan tarif akan dicabut karena pemerintah belum memasukkan PPN 12% dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (SEB). Dalam beberapa kesempatan, otoritas terkait menyatakan tarif final PPN ada di tangan Prabowo.
Usai Prabowo mengambil alih kursi RI 1, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di hadapan Komisi XI DPR menyatakan tak ragu menerapkan tarif PPN 12% pada tahun 2025.
Peneliti Ciptadana Sekuritas Gani dalam risetnya menunjukkan, tarif ISAT meningkat menjadi 5% pada awal September.
Ciptadana Sekuritas yakin tarif akan terus meningkat untuk berbagai layanan dan mengoptimalkan hasil pelanggan melalui program manajemen nilai pelanggan.
“Kami yakin tren pasar kesehatan ini akan terus berlanjut hingga kuartal pertama tahun 2025, karena periode ini bertepatan dengan periode Idul Fitri dan operator menekankan aktivitas monetisasi menjelang Ramadhan,” kata Gani.
Saat itu, Ciptadana Sekuritas telah mengakuisisi saham ISAT sebagai indikator terbaik sektor telekomunikasi. Ciptadana Sekuritas menilai penyesuaian saham ISAT sebesar 5% sejak awal tahun tidak masuk akal mengingat kenaikan laba inti ISAT sebesar 73% yang dicapai dalam sembilan bulan tahun 2024.
“Kami yakin ISAT merupakan saham yang menarik karena kami memperkirakan ISAT akan memberikan pertumbuhan pendapatan tercepat di segmen ini,” ujarnya.
Ciptadana Sekuritas memberikan rating beli pada saham ISAT, dengan target harga Rp 3.375 per saham untuk ISAT.
Penafian: Laporan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel