Bisnis.com, JAKARTA — Ekspansi pinjaman online (Fintech P2P) para pelaku bisnis teknologi finansial atau yang dikenal dengan pinjaman online (nanas) ke industri multifinance terus menguat.

Baru-baru ini, PT Amartha Nusantara Raya mengumumkan rencana pengambilalihan PT Bosowa Multi Finance. Langkah ini melanjutkan aksi serupa yang pernah terjadi sebelumnya, seperti Kredivo yang kemudian berganti nama menjadi Kredivo Multifinance. Begitu pula dengan Akulaku Group pemilik Akulaku Finance.

Amartha Nusantara Raya sendiri yang disebut dalam website Amartha sebagai perusahaan induk yang membawahi seluruh kegiatan operasional Amartha. Sedangkan bisnis kredit dijalankan oleh PT Amartha Mikro Fintek.

Dalam pengumuman resmi perseroan, Amartha Nusantara Raya akan mengakuisisi seluruh saham milik PT SAM Global Kapital dan PT Bosowa Asuransi di PT Bosowa Multi Finance.

“PT Amartha Nusantara Raya berencana mengambil alih PT Bosowa Multi Finance,” dalam postingan tertanggal 24 Oktober 2024.

Pelaku usaha telah mengonfirmasi aksi korporasi tersebut kepada perseroan, namun hingga berita ini diturunkan, perseroan belum mendapat penjelasan.

Sedangkan di laman Bosowa Finance, perseroan memiliki aset sebesar Rp 106,887 miliar pada akhir tahun 2023. Aset tersebut terdiri dari uang tunai sebesar Rp1 miliar, piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp6,25 miliar, piutang pihak berelasi sebesar Rp52,39 miliar, aset tetap sebesar Rp30,37 miliar, sedangkan sisanya merupakan aset lain-lain termasuk uang muka.

Sedangkan total liabilitas Bosowa Finance sebesar Rp16,66 miliar dan ekuitas Rp90,22 miliar.

Pinjol mencoba masuk ke multifinance karena konsep bisnisnya mirip, namun sewa lebih leluasa untuk aksi korporasi. Beberapa manfaat tersebut termasuk sewa konsesi dan memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan untuk ekspansi. Pada saat yang sama, Pinjol hanya bergantung pada kesediaan pemberi pinjaman untuk membiayai klien yang mereka sukai.

Sementara itu, di antara pergerakan penurunan indeks BI, terdapat sinyal positif bagi industri keuangan. Indikator makroekonomi ini diyakini akan merangsang dunia usaha dalam hal penyaluran pinjaman dan membantu perusahaan keuangan mendapatkan pembiayaan yang murah.

Penurunan indeks BI pada September 2024 diyakini akan berdampak signifikan terhadap dunia usaha di tahun depan. Beberapa waktu lalu, CEO PT BCA Finance Roni Haslim mengatakan penurunan suku bunga bersejarah berdampak positif bagi industri keuangan.  “Kalau dilihat ke belakang, penurunan [suku bunga] akan membuat bisnis multifinance membaik,” jelasnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu (18/09/2024).

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel