Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan pembiayaan PT Indodana Multi Finance atau Indodana Finance membeberkan tantangan lini bisnis Buy Now Pay Later (BNPL) setelah mencatatkan pertumbuhan signifikan year-on-year (y-o-y) sebesar 89,20% pada Agustus 2024 lalu. .

Setidaknya selama 3 bulan sejak Juni 2024, Perusahaan Pembiayaan Utang (PP) BNPL konsisten mencatatkan pertumbuhan dua digit. Masing-masing naik 47,81% year-on-year menjadi Rp7,24 triliun di bulan Juni, kemudian naik 73,55% year-on-year menjadi Rp7,81 triliun di bulan Juli dan naik lagi menjadi 89,20% dari tahun lalu menjadi Rp7,99 triliun di bulan Agustus.

Meski secara makroekonomi terjadi penurunan daya beli masyarakat. Hal ini tercermin dari deflasi selama 5 bulan berturut-turut pada Mei hingga September.

“Tapi faktanya saat ini BNPL terus berkembang. Itu [penurunan daya beli] tidak tercermin dalam data OJK karena [BNPL] terus tumbuh,” kata Direktur Indoana Multi Finance Ivan Devanto saat ditemui di Midaz Senayan, Jakarta. , Rabu (10/09/2024).

Terkait situasi tersebut, Ivan mengatakan proses credit scoring menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan. Menurutnya, hal ini bisa menjadi masalah di kemudian hari.

Sementara itu, pada periode peningkatan pendanaan BNPL ini, rasio kredit bermasalah atau non-performing funds (NPF) relatif masih berada di bawah ambang batas ketentuan OJK. NPF bruto BNPL Financials Juni-Agustus 2024 masing-masing sebesar 3,07%, 2,82% dan membaik menjadi 2,52%.

“Peringkatnya perlu kita pertahankan agar bisa menjaring orang-orang yang benar-benar mampu membayar. Ada anomali di peringkat kreditnya,” kata Ivan.

Selain itu, tantangan pertumbuhan penyaluran BNPL di kalangan perusahaan keuangan adalah bertambahnya jumlah pemain sehingga akan terjadi persaingan di pasar, serta adanya kekhawatiran terhadap keamanan informasi.

Meski demikian, Ivan memastikan perusahaan keuangan yang mengelola bisnis BNPL mematuhi seluruh peraturan OJK, baik dari sisi tata kelola maupun manajemen risiko.

Pertumbuhan positif industri ini juga sejalan dengan pertumbuhan penyaluran BNPL Indodana. Meski enggan membeberkan angkanya, Ivan membenarkan Indodana membukukan pertumbuhan dua digit dengan NPF kurang dari 2,5%.

“Pada dasarnya kita tumbuh sehat, pertumbuhan pembayaran dua digit, outstanding juga tumbuh dua digit, laba bersih juga tumbuh. Ini terjadi pada paruh pertama tahun 2024. [Akhir tahun ini] kami optimistis bisa terus tumbuh dua digit,” ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA