Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mempercepat penyelesaian perundingan kerja sama ekonomi komprehensif dengan Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/ICA-CEPA).
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Diatmiko Brice Witjaksono mengatakan kedua belah pihak menargetkan ratifikasi ICA-CEPA pada akhir tahun 2024.
Ia optimistis kesepakatan ini bisa tercapai tepat sasaran dan saling menguntungkan meski ada persoalan yang belum terselesaikan.
“Kami mendorong para pimpinan masalah perundingan untuk mengintensifkan komunikasi dan pragmatis agar seluruh permasalahan perundingan dapat diselesaikan,” kata Jatmiko dalam keterangan resmi, dikutip Rabu (26 Juni 2024).
Sementara itu, perundingan ICA-CEPA telah memasuki putaran ke-8 yang dilaksanakan di Ottawa, Kanada pada Senin, 24 Juni 2024. Terdapat 20 isu perundingan dan 1 diskusi pakar isu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dibahas pada putaran ke-8.
Selain itu, Gyatmiko mengatakan untuk pertama kalinya pada perundingan ICA CEPA putaran ke-8 dibahas pembentukan dialog kritis mengenai mineral. Menurutnya, dengan adanya dialog mineral kritis ini menjadi wujud nyata kerja sama strategis antara Indonesia dan Kanada sebagai negara produsen mineral kritis yang berpengaruh di kancah global.
“Indonesia Mengusulkan Dialog Mineral Kritis Dalam Kerangka ICA-CEPA.” Usulan ini diajukan untuk mengeksplorasi keunggulan kedua negara dalam pengolahan sumber daya mineral dan pengembangan teknologi baru dan terbarukan,” kata Diatmiko.
Direktur Perundingan Bilateral Kementerian Perdagangan Johnny Marta menjelaskan, kedua negara berharap sejumlah permasalahan perundingan dapat diselesaikan pada putaran ke-8 IAC CEPA. Rangkaian isu-isu negosiasi mencakup bab-bab tentang transparansi, anti-korupsi dan perilaku bisnis yang bertanggung jawab; Bab Perpindahan Orang Sementara; dan bab tentang bea cukai dan fasilitasi perdagangan.
“Kami juga berharap permasalahan perundingan lainnya dapat memenuhi komitmen yang tertuang dalam Program Kerja Percepatan Perundingan ICA-CEPA yang disepakati kedua negara,” kata Johnny.
Berdasarkan data yang dihimpun Kementerian Perdagangan, total perdagangan Indonesia dengan Kanada pada Januari hingga April 2024 mencapai $1,1 miliar. Indonesia terus mengalami defisit pada periode tersebut, dengan nilai ekspor ke Kanada sebesar $466 juta dan nilai impor dari Kanada sebesar $655 juta.
Sementara itu, sejumlah produk primer yang diekspor ke Kanada pada tahun 2023 antara lain perlengkapan telepon, produk manufaktur atau scrap, karet alam, aksesoris, dan koper. Sedangkan impor utama Indonesia dari Kanada adalah gandum, pupuk, kedelai, dan serbuk gergaji.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel