Bisnis.com, JAKARTA – Para ekonom mengungkapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 hingga 2024 rata-rata sebesar 5 persen, namun tingkat sosial tidak mendapat manfaat sebesar itu.
Guru Besar Departemen Ekonomi dan Bisnis Universitas Padjadjaran (Unpad) Arief Anshory Yusuf menjelaskan, ada dua faktor yang bergantung pada penghitungan produk domestik bruto (PDB), yaitu pendapatan tenaga kerja atau pendapatan riil dan pendapatan yang dihasilkannya. . nilai bisnis (pendapatan non-operasional).
Arief mengatakan, selama periode 2002-2019, pertumbuhan pendapatan riil lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya angka kemiskinan dan tumbuhnya kelas menengah.
Dalam catatannya, saat itu dan rata-rata perekonomian berada pada kisaran 5% – 6%, terjadi peningkatan kelas menengah sebanyak 42 juta orang, kelas menengah demand bertambah 38 juta orang, dan kelompok miskin. . . dan mereka yang rentan terhadap kemiskinan berkurang sebanyak 34 juta orang.
“Inilah yang disebut pertumbuhan ekonomi inklusif. Wah, tuntutannya adalah semakin banyak orang yang bekerja. Investor seringkali merupakan bagian masyarakat yang profesional,” kata Arief yang juga anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) dan podcast tersebut. . Channel YouTube SKS Podcast, Sabtu (16/11/2024).
Di sisi lain, Arief mengatakan, situasi tersebut tidak terjadi pada periode 2019-2024 atau periode kedua kepemimpinan Jokowi. Menurut dia, ketika pertumbuhan ekonomi berkisar 5%, maka kontribusi pertumbuhan properti kurang dari 5%.
“Jadi siapa yang memberi 5%? Artinya, sumbernya dari uang non-kerja yang tingkat pertumbuhannya tinggi,” ujarnya.
Hasilnya, kata dia, dalam lima tahun terakhir, kelas menengah berkurang 9,5 juta orang, sedangkan kelompok miskin dan rentan kemiskinan bertambah 12,7 juta orang.
Sebagai perbandingan, Arief mengumpulkan, pada tahun 2002 jumlah kelas menengah sebesar 7% dari total penduduk, kemudian meningkat menjadi 21% pada tahun 2019. Kini, jumlah kelas menengah menurun menjadi 17% dari total penduduk.
Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Channel WA