Bisnis.com, JAKARTA – Pertamina Energi Baru & Terbarukan (Pertamina NRE) menargetkan kapasitas terpasang energi panas bumi yang dioperasikan oleh PT Geothermal Energy Tbk. (PGEO) akan mencapai 1,4 gigawatt (GW) pada tahun 2029.
Tujuan tersebut disampaikan CEO Pertamina NRE John Anis dalam diskusi panel bertajuk “Indonesia Energy Transition Roadmap” di Paviliun Indonesia yang digelar pada World Water Forum ke-10, Senin (20/05/2024).
“Pembentukan Pertamina NRE merupakan wujud komitmen Pertamina mendukung pemerintah menuju tujuan net zero emisi,” kata John seperti dikutip dalam siaran pers, Selasa (21/5/2024).
Saat ini, PGEO memiliki total kapasitas sebesar 1.887 megawatt dari 13 wilayah kerja panas bumi dengan data 672 megawatt dari operasi sendiri dan 1.205 megawatt dari kontrak pelanggan.
Selain energi panas bumi, Pertamina NRE juga menargetkan kapasitas produksi bioetanol mencapai sekitar 630 ribu kiloliter (KL), kapasitas produksi hidrogen murni mencapai sekitar 77 ribu ton per tahun (ktpa), dan karbon sekitar 19 juta ton. kredit dioksida untuk karbon dioksida. terjual. tahun 2029.
Diberitakan sebelumnya, PGEO telah mendapatkan pembiayaan sekitar USD 265 juta atau setara Rp 4,11 triliun (asumsi kurs Rp 15.520 per dolar AS) untuk mempercepat perluasan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) menjadi 1 GW selama setahun. 2 tahun ke depan.
Program 1 GW ini terkait dengan identifikasi PGE terhadap potensi tambahan kapasitas sebesar 340 megawatt (MW) potensi energi listrik yang dapat dikembangkan untuk digunakan pada kapasitas terpasang saat ini sebesar 672 MW.
“Dari 340MW, 165MW sudah memiliki keputusan investasi final (FID), sedangkan untuk 175MW target FID-nya awal tahun 2024,” kata Chief Financial Officer PGEO Nelwin Aldriansyah saat dikonfirmasi, Senin (11/06/2023).
Beberapa potensi tambahan tenaga listrik akan berasal dari lapangan panas bumi milik PGEO antara lain Lumut Balai (40 MW), Lumut Balai Unit 2 (55 MW), Hululais Unit 1 dan 2 (110 MW), Hululais Binary Unit (60 MW), Ulubelu ( 40) MW), Lahendong (35 MW).
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel