Bisnis.com, BANDUNG – PT Pertamina (Persero) menyikapi penurunan permintaan minyak dunia akibat berkurangnya permintaan dari China dan melonjaknya penjualan kendaraan listrik (EV).

Vice President Corporate Communications PT Pertamina (Persero) Fadjar Djoko Santoso mengatakan meski permintaan minyak mentah dunia mengalami penurunan, pihaknya tetap menjaga kebutuhan energi dalam negeri.

Pada dasarnya, kata dia, tren permintaan minyak mentah di Indonesia berfluktuasi dan Pertamina tidak terpengaruh selama memenuhi kebutuhan masyarakat.

“Sebenarnya setiap bulannya fluktuatif juga sesuai permintaan pasar, tapi kalau kita fokusnya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, jadi kita ikuti saja supaya tidak terlalu terdampak,” kata Fadjar saat berada di Bandung, Kamis (14/1). ./14) 9/2024).

Di tengah menurunnya permintaan minyak mentah global, Fadjar melihat permintaan minyak mentah di Indonesia justru cenderung meningkat.

Tren konsumsi dalam negeri sebenarnya belum turun, jadi kalau kita lihat tren konsumsi masyarakat, trennya masih naik, ujarnya.

Dikutip Reuters, Kamis (12/9/2024), harga minyak mentah Brent berjangka November naik 24 sen atau 0,34% di AS. dia. $70,86 per barel.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) bulan Oktober naik 20 sen atau 0,30% di AS. dia. $67,52 per barel.

Kedua jenis minyak tersebut naik lebih dari $1, atau lebih dari 2%, pada sesi sebelumnya sebagai platform lepas pantai di Amerika Serikat.

Namun ketika badai akhirnya mereda setelah bencana tersebut, perhatian pasar minyak kembali ke permintaan yang rendah.

Badan Informasi Energi (EIA) mengatakan pada hari Rabu bahwa persediaan minyak AS secara keseluruhan meningkat pada minggu lalu karena impor minyak mentah meningkat dan ekspor turun.

Data tersebut juga menunjukkan bahwa permintaan bensin turun ke level terendah sejak bulan Mei, pada saat yang sama permintaan bahan bakar olahan turun, dan operasional kilang juga turun. adalah konsumen minyak terbesar di dunia.

Awal pekan ini, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada tahun 2024 dan juga memangkas perkiraan untuk tahun depan, yang merupakan revisi turun kedua berturut-turut.

“Pedagang minyak sekarang menantikan laporan pasar bulanan Badan Energi Internasional (IEA) akhir pekan ini untuk melihat tanda-tanda melemahnya prospek permintaan,” kata ANZ Research dalam sebuah catatan.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel