Bisnis.com, JAKARTA – PT Shoes Bata Tbk (BATA) mengumumkan kerugian pada 2023 mencapai Rp 190,28 miliar, seiring penurunan pendapatan dan bertambahnya sejumlah beban.
Melihat laporan keuangan 31 Desember 2023 di website Bursa Efek Indonesia (BEI), BATA mencatatkan laba bersih sebesar Rp609,61 miliar sepanjang tahun 2023, turun 5,25% dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp643,45 miliar.
Seiring turunnya penjualan, beban pokok perseroan pun turun menjadi Rp380,55 miliar dari setahun penuh 2022 Rp383,43 miliar.
Dampaknya, laba kotor perseroan turun menjadi Rp229,05 miliar dari Rp260,02 miliar pada Desember 2022.
Sedangkan BATA mencatatkan beban penjualan dan pemasaran meningkat menjadi Rp259,90 miliar pada tahun 2023 dari Rp214,46 miliar pada tahun sebelumnya. Beban umum dan administrasi juga meningkat menjadi Rp 117,87 miliar per tahun.
Setelah dikurangi beban dan beban lain-lain, BATA mencatatkan rugi bersih yang diatribusikan kepada induk usaha sebesar Rp190,28 miliar per 31 Desember 2023. Kerugian tersebut meningkat hampir 80 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 sebesar Rp105,91 miliar.
Liabilitas jangka pendek BATA pada akhir tahun 2023 sebesar Rp389,56 miliar, sedangkan liabilitas jangka panjang sebesar Rp64,82 miliar.
Alhasil, total liabilitas tercatat sebesar Rp454,38 miliar, meningkat 12,38 persen dibandingkan posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp404,3 miliar. Sementara ekuitas BATA turun 58,92 persen menjadi Rp131,35 miliar dibandingkan akhir tahun 2022 sebesar Rp319,76 miliar.
Jika dihitung rasio utang terhadap ekuitas (DER) BATA mencapai 345,93%, sedangkan perusahaan yang sehat secara finansial ditunjukkan dengan rasio DER kurang dari 100%.
Salah satu pihak yang memberikan fasilitas kredit kepada BATA adalah Standard Chartered Bank (SCB) yang berlaku mulai 2 Oktober 2023, antara lain kredit modal kerja sebesar Rp 140 miliar, fasilitas kredit impor (berjaminan dan tanpa jaminan) masing-masing sebesar Rp 50 miliar, obligasi dan jaminan Rp 50 miliar. 5 miliar untuk fasilitas cerukan untuk kebutuhan modal kerja sebesar Rp 2 miliar.
Seiring dengan bertambahnya utang dan penurunan ekuitas, total aset BATA juga mengalami penurunan sebesar 19,1% menjadi Rp585,73 miliar pada akhir tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp724,07 miliar.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA