Bisnis.com, Jakarta – PT Sepatu Bata Tbk. (BATA) mencatatkan kerugian sebesar Rp 126,86 miliar pada kuartal I 2024 seiring dengan penurunan pendapatan.

Berdasarkan laporan keuangan publikasi, BATA mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 126,86 miliar yang diatribusikan kepada pemilik induk usaha. Kerugian ini meningkat 293,71% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi 32,34 miliar rupiah.​

BATA melaporkan penjualan bersih Rp 260,29 miliar pada kuartal I 2024. Penjualan turun 22,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu menjadi Rp335,76 miliar.​

Penjualan BATA masih didominasi oleh penjualan pihak ketiga dalam negeri yang mencapai 259,51 miliar rupiah atau setara dengan 99,7% total penjualan. Sedangkan penjualan ekspor ke pihak berelasi hanya sebesar Rp776,37 juta.​

Akibat penyesuaian penjualan, beban pokok BATA pun turun 15,76% menjadi Rp166,97 miliar dari Rp198,21 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

Meski demikian, laba kotor perseroan juga turun menjadi Rp 93,32 miliar dibandingkan kinerja kuartal I 2023. Pendapatan semester berjalan sebesar Rp 137,54 miliar.​

Pada saat yang sama, beban keuangan dan biaya operasional BATA semakin meningkat.

Total liabilitas BATA sebesar Rp490,57 miliar, dengan rincian liabilitas jangka pendek sebesar Rp442,44 miliar dan liabilitas jangka panjang sebesar Rp48,12 miliar.​

Sementara itu, modal BATA pada akhir Juni 2024 sebesar Rp 4,48 miliar, turun tajam dibandingkan akhir 2023 sebesar Rp 131,35 miliar. Total aset BATA mencapai Rp495,05 miliar, turun dibandingkan Desember 2023 sebesar Rp585,73 miliar.

BATA menutup pabrik dan memberhentikan karyawan

Dalam berita bisnis sebelumnya, PT Shoes Bata Tbk. BATA Corporation (BATA) mengumumkan bahwa mereka telah menutup pabriknya di Purvakarta dan memberhentikan karyawan karena kerugian berulang kali dan menurunnya permintaan atas produk-produknya.​

Manajemen BATA menjelaskan dalam laporan keuangannya, keputusan untuk merumahkan banyak karyawan di pabrik Purvakarta dan menutup pabrik tersebut merupakan respons terhadap kerugian yang berulang selama empat tahun terakhir dan menurunnya permintaan terhadap produk jenis tersebut. .

Sehubungan dengan keadaan tersebut di atas, maka perseroan memutuskan untuk menghentikan produksi di pabrik perseroan di Purwakarta yang berlaku mulai tanggal 30 April 2024. Keputusan tersebut telah disetujui oleh panitia melalui pemberitahuan tanggal 29 April 2024, tulis manajemen, Jumat ( 2024) 31 Mei) dikutip.

Sebagai langkah awal, BATA telah menyelesaikan proses pemutusan kontrak kerja dan pembayaran pesangon sebesar Rp16,7 miliar kepada karyawan terdampak paling lambat tanggal 15 Mei 2024.​

Dampak keuangan dari pengakhiran perjanjian ini akan dicatat dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2024.

Lebih jauh lagi, manajemen menilai dampak keseluruhan dari keputusan ini terhadap pelaporan keuangan grup, yang menunjukkan keseriusan perusahaan dalam menangani konsekuensi dari perpindahan tersebut.

________

Penafian: Pesan ini tidak dimaksudkan untuk mendorong pembelian atau penjualan stok. Keputusan investasi sepenuhnya berada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas segala kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan VA Channel