Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Palm Oil Indonesia (RSI) Kacuk Sumarto mengaku khawatir minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya akan bernasib sama seperti karet.
Kacuk mengatakan, komoditas CPO berpotensi ditinggalkan jika tidak dikelola dengan baik, seperti komoditas lain seperti karet yang pernah sukses pada masanya.
“Kalau sawit ini tidak dikelola dengan baik maka akan mendapat manfaat lain dan kemudian hilang,” kata Kacuk pada acara Undang-Undang Pengendalian Pangan, Energi Terbarukan dan Perekonomian Melalui Perkebunan Sawit Menuju Indonesia Emas 2045, di. Hotel Bidakara, Batavia, pada Senin (18/11/2024).
Untuk itu, pemerintah meminta Kacuk lebih memperhatikan kepentingan sawit, agar pengabaian kepentingan penerima manfaat tidak terulang kembali. “Begitulah harta kita yang dulu sukses, karena mungkin kita semua terbengkalai sehingga terpaksa kita rendam di karet. Tidak ikut,” kata Sawit. masa depan.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Responsible Palm Oil Initiative (RPOI) Rosediana Suharto mengatakan, salah satu alasan ditinggalkannya karet karena dipengaruhi harga.
Karena sumber dayanya tidak ada. Ini yang harus kita perjuangkan,” ujarnya.
Pada acara tersebut, Deputi Koordinator Bidang Usaha Pangan dan Pertanian Kementerian Keuangan, Dida Gardera menyampaikan bahwa kelapa sawit merupakan salah satu kepentingan strategis Indonesia.
Dijelaskannya, kelapa sawit berkontribusi terhadap pertumbuhan perekonomian nasional, melalui lapangan kerja langsung dan tidak langsung, menjamin kedaulatan pangan dan energi terbarukan, serta menurunkan tingkat kemiskinan terutama di daerah penghasil kelapa sawit.
Pada tahun 2023, produksi minyak sawit di Indonesia mencapai total 54,84 juta ton, meliputi Minyak Sawit (CPO) 150 juta ton dan Minyak Mentah Kernel Palm (CPKO) 4,77 juta ton. Sedangkan ekspor minyak sawit pada tahun 2023 diperkirakan sebesar US$ 30,32 miliar dengan volume 32,22 juta ton.
Sementara itu, sekitar 10,29 juta ton produksi minyak sawit pada tahun 2023 akan digunakan untuk konsumsi dalam negeri. Angka ini diperkirakan meningkat menjadi 10,5 juta ton pada tahun 2024 dan 11 juta ton pada tahun 2025.
Selain itu, pemerintah terus menggalakkan penggunaan minyak sawit untuk meningkatkan nilai tambah produk. Patut dicatat, hingga tahun 2023 terdapat 193 jenis produk kelapa sawit yang dihasilkan oleh pelaku usaha kelapa sawit di Indonesia.
Simak berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA