Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) menyebut biaya logistik industri keramik dalam negeri di Indonesia lebih mahal dibandingkan biaya logistik masuknya China ke Indonesia.
Ketua Pengurus Asosiasi Keramik Indonesia (Asaki) Eddy Soyanto mengatakan peti kemas Tiongkok yang masuk ke wilayah Indonesia melalui pelabuhan Tanjung Priok, Tanjung Amas, dan Tanjung Prak hanya memerlukan biaya logistik sebesar $350 juta hingga $400 juta per kontainer.
Sedangkan biaya produsen lokal rute Jakarta – Madan sebesar $650 juta, Jakarta – Makassar $760 juta, Surabaya – Makassar $600 juta, dan Surabaya – Madan $720 juta.
“Kita kalah bersaing, itu yang perlu diperhatikan pemerintah,” kata Eddy pada Business Indonesia Forum di Wisma Bisnis Indonesia, Jumat (9 September 2024).
Dengan kondisi tersebut, Esaki mendukung rencana pemerintah merelokasi pelabuhan impor tujuh sektor industri, termasuk keramik, ke Indonesia bagian timur.
Dalam pemberitaan Bisnis sebelumnya, Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo menyambut baik rencana pemerintah memindahkan pelabuhan impor ke Indonesia bagian timur.
Menurut mereka, beberapa pelabuhan di kawasan itu sudah siap menerima rencana kedatangan sejumlah barang impor.
Chief Executive Officer Pelindo Regional 4 Abdul Aziz mengatakan, pihaknya terus melakukan pembenahan baik dari sisi peningkatan kinerja, sistematisasi/digitalisasi, layanan 24/7, kemampuan sumber daya manusia (SDM), serta pembenahan sarana, prasarana dan sarana.
Hal ini agar kegiatan impor dan ekspor tidak hanya menguasai pelabuhan-pelabuhan di wilayah barat saja, namun juga mampu menjangkau wilayah timur.
Tak hanya itu, transfer tersebut kabarnya juga akan mempengaruhi investasi baru di pelabuhan-pelabuhan di luar Jawa, yang kemudian akan menciptakan lapangan kerja dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Langkah ini juga berdampak pada peningkatan infrastruktur konektivitas seperti jalan, kereta api, dan jaringan listrik.
Tantangan dalam transfer ini mencakup investasi besar dan biaya operasional di pelabuhan baru yang relatif lebih mahal.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA channel