Bisnis.com, Jakarta – Asosiasi Komunikasi Seluler Global atau Global System for Mobile Communications Association (GSMA) mencatat perluasan penetrasi Internet di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia mengalami kemajuan besar selama 10 tahun terakhir. telah melakukan 

Namun Indonesia masih perlu memperluas layanan jaringan 4G dan meluncurkan layanan 5G untuk menjangkau daerah-daerah terpencil.

Broadband seluler kini menjangkau sekitar 95% populasi, kata Julian Gorman, kepala GSMA Asia Pasifik.

Mengutip data GSMA Intelligence, Gorman mengungkapkan Indonesia akan memiliki 185 juta pelanggan seluler pada tahun 2023 atau setara dengan 66% penduduk. Faktanya, jumlah pelanggan seluler diperkirakan akan mencapai 226 juta pada tahun 2030, atau setara dengan 77% populasi.

Sedangkan koneksi ponsel pintar atau ponsel pintar akan meningkat dari 87% pada tahun 2023 menjadi 95% pada tahun 2030. Disusul oleh pengguna internet seluler yang meningkat dari 136 juta pada tahun 2023 menjadi 180 juta pada tahun 2030.

“Ini menunjukkan perbaikan dan kemajuan besar dalam menutup kesenjangan dan meningkatkan penetrasi di sektor 3T,” kata Gorman kepada Bisnis, Rabu (25/09/2024).

Namun GSMA mencatat masih terdapat kesenjangan penggunaan. Alasannya adalah 40% orang tidak terhubung ke Internet.

Menjembatani kesenjangan ini, menurut Gorman, memerlukan upaya kolaboratif antara operator seluler, produsen perangkat, politisi, dan komunitas lokal.

“Dengan memperluas layanan 4G dan meluncurkan layanan 5G, kami dapat memberikan akses yang lebih baik terhadap layanan digital penting di kawasan ini,” ujarnya.

Seiring dengan meluasnya konektivitas, lanjut Gorman, hal ini akan meningkatkan partisipasi masyarakat pada sektor 3T dalam ekonomi digital dan meningkatkan kualitas hidup.

Sementara itu, Gorman mengaku selama satu dekade terakhir, pihaknya telah membangun landasan dengan memperluas cakupan 4G di Indonesia, termasuk wilayah 3T.

Selain itu, dengan meningkatnya konektivitas, GSMA melihat adanya pertumbuhan peluang ekonomi baru, khususnya di sektor pertanian, pendidikan, dan teknologi keuangan (FinTech).

“Teknologi seluler memungkinkan petani mengakses harga pasar dan praktik terbaik, sementara pengusaha lokal menggunakan platform digital untuk mengembangkan bisnis mereka,” katanya.

Selain itu, GSMA juga melihat ke depan gelombang akselerasi berikutnya akan didorong oleh teknologi 5G dan satelit.

Untuk itu, Gorman meminta pemerintah berkomitmen terhadap inklusi digital, ditambah dengan investasi di industri, mendorong kemajuan signifikan dalam menjembatani kesenjangan digital.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel