Bisnis.com, JAKARTA – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) mencatat penerbitan obligasi dari pasar keuangan hingga Agustus 2024 mengalami penurunan dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Total simpanan pada Agustus 2024 tercatat sebesar Rp18,01 triliun, lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp25,90 triliun.

Ahmad Nasrudin, Analis Pendapatan Pefindo, mengatakan penurunan ini disebabkan oleh pertumbuhan banyak lembaga keuangan sementara tingginya suku bunga selama tahun 2024.

“Suku bunga yang meningkat pada April 2024 juga menyebabkan berkurangnya permintaan terhadap banyak jasa keuangan sehingga kebutuhan pembiayaan juga menurun,” jelas Ahmad dalam pesannya kepada Bisnis, Selasa (24/9/2024).

Ahmad menambahkan, banyak lembaga keuangan yang memilih menggunakan modal internal untuk membiayai modal kerja karena dinilai lebih murah dibandingkan menerbitkan utang. Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi tekanan terhadap keuntungan perusahaan.

Menurut data Jasa Keuangan (OJK), pendapatan banyak pasar keuangan hanya meningkat sebesar 2,23% secara tahunan (year-to-year/s) pada Juli 2024. Padahal pendapatan banyak pelaku usaha meningkat 13,54. % yoy menjadi Rp 77,65 triliun, beban usaha semakin meningkat, misalnya 16,59% yoy menjadi Rp 16,59 triliun. Kenaikan beban operasional salah satunya adalah kenaikan bunga dari 19,11% yoy menjadi Rp 15,99 triliun.

Ahmad menjelaskan, untuk menghindari tekanan pada efisiensi dan profitabilitas ketika suku bunga tinggi, banyak lembaga keuangan yang menunda pencairan dana. “Banyak dari mereka yang menawarkan obligasi dengan tenor pendek agar bisa recovery lebih murah ketika suku bunga dipangkas,” imbuhnya.

Terkait prospek penerbitan obligasi tersebut, Ahmad berharap hingga akhir tahun ini bisa sukses, apalagi dengan adanya peluang penurunan suku bunga. Bank Indonesia (BI) baru-baru ini menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 6% pada rapat Dewan Pengurus (RDG) periode 17-18 September 2024.

Proyek Ahmad yang memberikan kontrak akan lebih didorong oleh kebutuhan refinancing di akhir tahun, ketika kebutuhan penguatan modal kerja dan ekspansi baru terlihat pada tahun 2025 setelah suku bunga turun hingga hampir normal.

Hingga Agustus 2024, Pefindo mendapat hak pemberian pinjaman sebesar Rp 8,23 miliar dari empat lembaga keuangan besar. Jika digabungkan dengan selesainya pengumuman pada Januari-Agustus 2024, total pengumuman mencapai Rp 26,26 triliun.

Namun, Ahmad mengingatkan gambaran tersebut masih bisa berubah. “Jumlah ini bisa lebih rendah jika pengumuman tersebut tidak diumumkan pada tahun ini, atau lebih tinggi jika ada lapangan kerja baru,” ujarnya.

Berikut pesanan yang diterima Pefindo sejak 31 Agustus 2024 menurut bidang usahanya:

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel