Bisnis.com. JAKARTA – Pakar teknologi mendesak pemerintah dan swasta untuk bersama-sama menguji efektivitas teknologi bernama HAPS space vehicle atau BTS Flying Flying Tower System (FTS).
Ian Joseph Mathews Edward, dosen Teknik Telekomunikasi Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, mengatakan BTS Terbang dapat menjadi solusi alternatif konektivitas di daerah yang sulit dijangkau atau pedesaan.
Namun untuk menerapkan teknologi tersebut, pemerintah dan Mitratel harus terlebih dahulu menguji dan memastikan frekuensi Haps tidak mengganggu pemain yang ada.
“Frekuensi yang digunakan diambil dan diuji tanpa mengurangi frekuensi yang ada,” kata Ian kepada Bisnis, Kamis (1/8/2024).
Namun, Ian menambahkan, jika lokasi Haps lebih rendah dari Starlink, maka waktu respons perangkat akan lebih baik dibandingkan dengan internet berbasis Starlink karena latensinya akan lebih rendah.
Pada saat yang sama, Heru Sutadi Haps, Direktur Eksekutif ICT Institute, meyakini terdapat potensi besar untuk mendorong pemerataan jaringan Internet di Indonesia. Haps dapat menggantikan BTS yang sulit memenuhi medan terjal di daratan.
Namun, Heru meyakini negara-negara di dunia yang masih mengembangkan teknologi penerbangan BTS melihat peluang tersebut belum terwujud.
Baru-baru ini, konsorsium Jepang menginvestasikan Rp1,6 triliun dalam pembangunan Haps Aalto yang dijadwalkan dibuka pada 2026.
Sebelumnya PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel dan AALTO HAPS Ltd. (AALTO), produsen dan operator Zephyr High Altitude Platform Station (HAPS) bertenaga surya, telah menandatangani nota kesepahaman untuk menyediakan solusi HAPS komersial di Indonesia.
Zephyr adalah platform payload-agnostic yang dapat diubah menjadi menara multi-fungsi di udara untuk menghadirkan layanan konektivitas seluler seperti 5G langsung ke perangkat. Zephyr juga dikenal sebagai Flying Turret System (FTS) atau HAPS.
Layaknya tower Base Transmision Station (BTS) yang terbang di ketinggian 18-20 km, Haps Zephyr mampu memberikan latensi rendah di area yang sulit dijangkau, terutama di area terpencil.
Platform payload agnostic adalah platform yang dikonfigurasi untuk membawa berbagai peralatan dan teknologi sesuai kebutuhan tanpa perubahan besar pada platform. Zephyr dirancang untuk terbang selama berbulan-bulan.
Theodorus Ardi Hartoko, Presiden Direktur Mitratel, mengatakan kemitraan ini merupakan upaya perusahaan untuk mendukung rencana pemerintah Indonesia untuk memberikan akses yang setara terhadap komunikasi berkualitas bagi semua orang.
Konektivitas internet dapat meningkatkan kualitas hidup sekaligus mendukung pembangunan ekonomi daerah.
“Kami adalah pionir dalam berbagai inisiatif dan memperkenalkan teknologi baru yang memungkinkan Mitratel memperluas jaringannya secara efektif dan mengembangkan saluran manufaktur dan komersial untuk HAPS dan Flying Tower Systems (FTS) di Indonesia,” kata pria yang akrab disapa Teddy itu, Kamis. 1/8/2024).
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA