Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan Indonesia masuk dalam daftar paling terpercaya di dunia atau perusahaan paling terpercaya di dunia, menurut Minggu Berita. 

Bekerja sama dengan Statista, daftar tersebut berisi 1.000 perusahaan yang telah mendapatkan kepercayaan konsumen, investor, dan karyawan dengan menghasilkan produk berkualitas, memiliki pemimpin yang efektif, dan membayar karyawan secara adil. 

Dari 1.000 perusahaan yang masuk dalam daftar tersebut, berasal dari 23 industri di 20 negara, termasuk Indonesia, dan dinilai berdasarkan survei terhadap 70.000 peserta dari masing-masing negara. 

Ada 14 perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar tersebut yakni PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), PT Astra Internasional Tbk. (ASII), PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR), PT Gudang Garam Tbk. (GGRM), PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS). 

Selain itu, terdapat perusahaan di sektor lain, makanan dan minuman, seperti PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (BUN), Sinarmas Agro dan PT Mayora Indah Tbk. (MYOR), serta dari industri kesehatan ada PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) dan PT Tempo Scan Pacific Tbk. (TSPC).

Perusahaan lainnya adalah PT Adaro Minerals Indonesia Tbk. (ADMR), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA).  Berikut daftar pemilik dan pendiri perusahaan Indonesia yang menjadi perusahaan terpercaya kelas dunia: 1. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (PERGI)

PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) didirikan oleh Andre Soelistyo, meski pada tahun ini resmi mengundurkan diri sebagai komisaris GOTO.

Pria kelahiran 1983 ini menjabat sebagai Chairman Director/CEO GoTo sejak tahun 2021. Selama menjabat, ia bertanggung jawab menetapkan arah strategis GoTo secara keseluruhan. Andre juga berperan penting dalam pertumbuhan pesat dan keberlanjutan bisnis GoTo dalam jangka panjang.

Ia bergabung sebagai pimpinan Gojek pada tahun 2015, di mana ia memimpin penggalangan dana lebih dari US$5 miliar yang menarik investor besar seperti Telkomsel, Google, Tencent, Astra, KKR, Facebook, Visa, dan Warburg Pincus. Selain itu, ia memimpin ekspansi bisnis GoTo dengan menjalin kemitraan strategis utama dan membangun fungsi korporat perusahaan.

Selama menjabat sebagai Co-CEO Gojek pada tahun 2019 hingga 2021, Andre juga sukses mengembangkan bisnis pembayaran dan jasa keuangannya. 

Saat ini beliau menjabat sebagai Chairman Director/Chief Executive Officer PT DKAB, sebuah perusahaan induk yang mencakup unit pembayaran, jasa keuangan, dan solusi bisnis ekosistem. 2. PT Astra Internasional Tbk. (ASII)

Grup Astra didirikan oleh mendiang William Soeryadjaya pada tahun 1957. Bermula dari perusahaan distribusi minuman ringan, kini perusahaan telah merambah ke berbagai industri. 

Pada tahun 1986, perusahaan William menjadi importir aspal untuk perusahaan Jepang, Marubeni, dan mengimpor truk dari Amerika Serikat, seperti General Motors dan Chevrolet. Hal inilah yang menjadi kunci Astra untuk memasuki industri otomotif dan kini merajai industri otomotif Indonesia. 

Perusahaan milik William ini kemudian tercatat di Bursa Efek Indonesia dan menjadi perusahaan publik pada tahun 1990, meski tidak bertahan lama, seluruh saham yang dimiliki keluarga Soeryadjaya harus dilepas untuk mengatasi krisis yang dialami bisnis keuangannya. dimiliki. oleh Putra William, Edward Soeryadjaya, Summa Bank. 

William meninggal sebelum perayaan Paskah Kristen pada 2 April 2010 di Jakarta karena sakit pada usia 88 tahun. 3. PT Gajah Tunggal Tbk. (GTL)

Perusahaan Ban Gajah Tunggal didirikan oleh taipan Sjamsul Nursalim. Ia juga saat ini menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia, peringkat ke-28 dengan kekayaan senilai $1,3 miliar. 

Putra seorang penjual karet, Sjamsul Nursalim, memperoleh rezeki tidak hanya dari Gajah Tunggal tetapi juga dari bisnis real estate, batu bara, dan retail. Ia juga memiliki saham di perusahaan ritel Mitra Adiperkasa yang mengelola Zara, Topshop, Steve Madden dan merek ritel lainnya di Indonesia.

Di bidang real estat, ia memiliki saham Tuan Sing Holdings yang terdaftar di Bursa Efek Singapura, yang mengembangkan dan memiliki berbagai properti. 4. PT Semen Indonesia (Persero) Tbk. (SMGR)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, dahulu bernama Semen Gresik (Persero) Tbk) (SMGR), didirikan pada tanggal 25 Maret 1953 dengan nama “Kilang NV Semen Gresik” dan mulai komersial . beroperasi pada 7 Agustus 1957. 

Saat ini perusahaan semen tersebut juga dimiliki oleh perusahaan seperti Heidelberg Materials, Hongshi Holding Group, China Conch Group, PT Jui Shin Indonesia, dan konglomerat Martua Sitorus. 

Martua Sitorus merupakan konglomerat yang mendirikan grup Wilmar bersama Kuok Khoon Hong. Ia bersama saudaranya juga mendirikan KPN Corporation yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit, pengembangan real estate, dan produksi semen merah putih melalui PT Cemindo Gemilang. 

Saat ini, Martua Sitorus sendiri menduduki peringkat ke-14 orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan sebesar $3,4 miliar menurut Forbes.  5. PT Gudang Garam Tbk. (GGRM)

Di balik kesuksesan Gudang Garam ada nama Susilo Wonowidjojo, seorang lulusan SMA yang pernah menjadi orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan $3,6 miliar. 

Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, 18 November 1956 ini menduduki jabatan tertinggi di Gudang Garam sebagai anak ketiga dari Surya Wonowidjojo, pendiri Gudang Garam. Pada tahun 2000, ia menggantikan saudaranya Rachman Halim sebagai ketua Gudang Garam, yang meninggal pada tanggal 27 Juli 2008 di Singapura.

Susilo menjabat sebagai Ketua Eksekutif GGRM sejak 2009. Sedangkan adiknya Juni Setiawati menjabat sebagai Ketua Komisaris. 

Selain itu, putranya, Indra Gunawan Wonowidjojo diangkat menjadi Wakil Direktur Utama pada Juni 2022. Gudang Garam juga melebarkan sayapnya di bidang infrastruktur, termasuk pembangunan dan pengembangan jalan tol pada tahun 2019, dan mulai beroperasi di Bandara Internasional Dhoho pada tahun 2019. Timur. Jawa pada bulan April 2024. 6. PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS)

Anak perusahaan salah satu perusahaan negara, Pertamina, Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) didirikan pada tahun 1859 dengan nama Firma L. J. N. Eindhoven & Co. Gravenhage.

Perusahaan ini kemudian diambil alih oleh pemerintah Belanda pada tahun 1950 dan berganti nama menjadi NV. Hindia Belanda Gaz Maatschapij (NV.NIGM). Namun pada tahun 1958, perusahaan tersebut kembali diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia, dan kemudian namanya diubah kembali menjadi Badan Pengadaan Perusahaan Listrik dan Gas (BP3LG). 

Kemudian, mulai tanggal 13 Mei 1965, berdasarkan Peraturan Pemerintah, perusahaan tersebut ditetapkan menjadi perusahaan milik pemerintah dan dikenal dengan nama Perusahaan Negara Gas (PN Gaz). Namanya kemudian diubah lagi pada tahun 1984 menjadi Perusahaan Umum (Perum) Gas Negara, sebelum itu pada tahun 1994 nama perusahaan diubah menjadi PT Perusahaan Gas Negara (Persero). 7. PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk. (BAGUS)

GarudaFood Group bermula dari berdirinya PT Tudung yang didirikan di Pati, Jawa Tengah oleh mendiang Darmo Putro. Beliau adalah mantan pejuang yang memilih berbisnis setelah Indonesia merdeka.

Berawal dari penjualan produk kacang tanah, kini lini bisnis Garuda Food telah merambah ke berbagai jenis makanan ringan mulai dari biskuit, jelly, minuman teh kemasan, keripik dan lain-lain. 

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel