Bisnis.com, Jakarta — Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) melaporkan peningkatan signifikan penyaluran kredit sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang dilakukan perusahaan multifinance. Menurut Ketua Umum APPI Suvandi Wiranto, porsi kredit UMKM kini mencapai 35% dari total penyaluran, jauh lebih tinggi dari target minimal yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 10% dari total aset suatu perusahaan.
“Datanya, kredit ke sektor UMKM sudah mencapai 35%, padahal kita hanya perlu mencapai 10%. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan penyaluran kredit ke sektor UMKM yang signifikan,” kata Suvandi, Jumat (23/8/2024). . ).
Data OJK menunjukkan hingga Mei 2024, total kredit yang disalurkan perusahaan multifinance ke sektor UMKM mencapai Rp 180,02 triliun. Angka tersebut meliputi sektor industri menengah sebesar Rp67,39 triliun, usaha kecil sebesar Rp61,83 triliun, dan usaha mikro sebesar Rp50,78 triliun. Dana ini mencakup 35% dari total pencairan dana selama periode ini.
Secara tren, Mei 2023 hingga Mei 2024, pangsa kredit UMKM stabil di kisaran 34-35%. Pertumbuhan bulanan pada Mei 2024 tercatat sebesar 0,43% dibandingkan bulan sebelumnya, seiring dengan peningkatan nilai kredit dari Rp179,24 triliun menjadi Rp180,02 triliun.
OJK juga menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit oleh perusahaan multifinance sebesar 10-12% pada tahun ini. Direktur Jenderal Pengawasan Pembiayaan OJK, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Pembiayaan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya Agusman mendorong perusahaan keuangan untuk terus melakukan diversifikasi objek pinjamannya. Hal ini sangat penting mengingat penurunan penjualan kendaraan baru, salah satu segmen pembiayaan utama.
“Perusahaan keuangan didorong untuk melakukan diversifikasi dalam pemberian objek kredit baru, termasuk sektor produktif seperti kredit investasi dan modal kerja untuk mendukung UMK,” kata Eggsman.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel