Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia turun tipis pada Rabu (18/9/2024), sejalan dengan sentimen investor yang memperkirakan Federal Reserve AS (FED) akan menurunkan suku bunganya. Sementara itu, potensi eskalasi konflik di Timur Tengah turut mendukung pasar minyak.

Pada Rabu (18/09/2024), mengacu pada kantor Reuters, minyak Brent berjangka November turun 3 sen menjadi $73,67 per barel. Sementara itu, minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) bulan Oktober turun 11 sen, atau 0,2%, menjadi $71,08 per barel.

Kedua kontrak tersebut naik sekitar $1 pada perdagangan Selasa karena berlanjutnya gangguan pasokan di AS, produsen minyak terbesar dunia, setelah Badai Francine dan para pedagang memperkirakan permintaan akan meningkat setelah penurunan suku bunga pertama The Fed. empat tahun. .

Harga juga didukung oleh meningkatnya kekerasan di Timur Tengah, yang dapat mengganggu produksi di wilayah produksi utama setelah Israel menyerang kelompok militan Hizbullah di Lebanon dengan pager berisi bahan peledak.

“Pasar menjadi tenang karena kekhawatiran terhadap kerusakan akibat badai dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah membebani,” kata Mitsuru Muraishi, analis di Fujitomi Securities.

Menurut Muraishi, investor saat ini fokus pada penurunan suku bunga The Fed, yang dapat menghidupkan kembali permintaan bahan bakar AS dan melemahkan dolar.

Pelaku pasar tetap optimis bahwa The Fed akan memulai serangkaian penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin pada hari Rabu, ekspektasi yang dapat memberikan tekanan pada bank sentral untuk melakukan hal tersebut.

Sementara itu, Hizbullah bersumpah untuk membalas Israel setelah serangkaian ledakan di Lebanon pada hari Selasa yang menewaskan sedikitnya delapan orang dan melukai hampir 3.000 orang, termasuk pejuang dan duta besar Iran untuk Beirut. Israel menolak mengomentari ledakan tersebut.

Pasar juga didukung oleh ekspektasi pembelian minyak untuk Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS.

Pemerintahan Biden akan mencari hingga 6 juta barel minyak untuk SPR, sebuah sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan pada hari Selasa, yang jika selesai akan menjadi pembelian stok terbesar sejak penjualan bersejarah pada tahun 2022. .

Data persediaan minyak AS yang dirilis oleh American Petroleum Institute (API) pada hari Selasa beragam. Persediaan minyak naik sebesar 1,96 juta barel dalam pekan yang berakhir 13 September, namun persediaan bensin dan sulingan naik sekitar 2,3 juta barel, sumber pasar mengatakan, mengutip angka API.

Analis yang disurvei oleh Reuters pekan lalu memperkirakan rata-rata persediaan minyak mentah turun sekitar 500.000 barel. Laporan Administrasi Informasi Energi AS akan dirilis pada hari Rabu waktu AS.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel