Bisnis.com, Jakarta – Dewan Dana Pandemi menggelar rapat darurat pada Jumat (6/9/2024) untuk membahas parahnya wabah cacar atau mpox. Keputusan telah diambil untuk memberikan bantuan dari Dana Pandemi kepada negara-negara yang terkena dampak monyet tersebut.

Ketua Dewan Pengelola Dana Pandemi, Chatib Basri, mengatakan dukungan ini akan diberikan kepada negara-negara terdampak yang mengajukan proyek pada tantangan kedua dengan anggaran 500 juta USD atau Rp 7,74 juta (beli Rp 14.475 dalam USD).  

Dalam pertemuan tersebut, pertemuan menyepakati dua hal. Pertama, dewan setuju untuk memberikan bantuan segera kepada Mpox dalam dua hingga tiga minggu ke depan ke negara-negara yang terkena dampak virus tersebut. 

“Dukungan ini akan didasarkan pada proses dan proyek yang ada yang diajukan oleh negara-negara yang terkena dampak berdasarkan panggilan kedua untuk proposal sekitar US$ 500 juta,” demikian keterangan resmi pada Hari Ini, Senin (9/9/2024). 

Kedua, Dewan menyetujui perlunya mengembangkan sarana keuangan khusus untuk mempercepat bantuan kepada negara-negara yang menghadapi keadaan darurat kesehatan masyarakat, termasuk negara-negara yang terkena dampak Mpox. 

Pendanaan ini didedikasikan untuk bidang-bidang utama yang diidentifikasi oleh rancangan Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Strategis Global Mpox WHO dan Rencana Kesiapsiagaan dan Respons Kontinental CDC WHO-Afrika untuk mendukung Rencana Strategis Sementara Dana Pandemi.

Dewan sepakat bahwa penyakit ini menunjukkan perlunya dan kelayakan Dana Pandemi. 

Dana ini dimaksudkan untuk mengatasi ancaman keamanan kesehatan, termasuk penguatan pengawasan penyakit, pengujian dan komunikasi laboratorium, dan petugas kesehatan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Sementara itu, Mpox dinyatakan sebagai Darurat Kesehatan Masyarakat Keamanan Kontinental (PHECS) oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (CDC Afrika) pada 13 Agustus 2024. 

Pada tanggal 14 Agustus 2024, penyakit ini juga dinyatakan sebagai darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Saat ini, proyek tersebut difokuskan untuk memperkuat secara langsung negara yang dapat mempersiapkan pemantauan, laboratorium, dan tenaga kesehatan masyarakat.

Dewan telah mencatat bahwa bantuan kepada negara-negara yang terkena dampak penyakit ini akan sangat penting tidak hanya untuk menekan penyakit ini. 

Namun demikian, guna mencapai misi Pandemic Fund yaitu membangun kapasitas negara-negara berpendapatan rendah dan negara-negara berpendapatan rendah dalam mencegah, bersiap dan bersiap merespons pandemi dengan cepat dan cepat, demikian bunyi pernyataan resmi. 

Menurut situs resmi Pandemic Fund, 37 negara telah menerima permintaan proposal pertama, dengan jumlah total $338 juta. 

Pandemic Fund dapat menerima pendanaan dari negara-negara Bank Dunia atau dari organisasi publik dan swasta. Dilaporkan bahwa jumlah total donasi telah mencapai $1,687.48 juta

Sebagai informasi, akumulasi penyakit tersebut muncul akibat kepemimpinan Indonesia di G20 pada tahun 2022. Pandemic Fund dipimpin oleh mantan Menteri Keuangan Indonesia Chatib Basri bersama Menteri Kesehatan Rwanda Sabine Nsanzimana.

Faktanya, Dana Pandemi mendanai investasi penting untuk memperkuat pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap penyakit di tingkat nasional, regional, dan internasional, dengan fokus pada negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Lihat berita dan cerita lainnya di Google Berita dan Saluran WA