Bisnis.com, Jakarta – Pemerintahan baru Indonesia diharapkan dapat mendorong perekonomian untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sejumlah program yang dilaksanakan antara lain pembangunan infrastruktur, pembangunan lumbung pangan, serta inisiatif makanan bergizi gratis untuk anak sekolah.

Implementasi program-program tersebut tidak hanya berdampak langsung pada sektor perekonomian, namun juga membuka peluang besar bagi sektor asuransi untuk berperan aktif.

Pakar manajemen risiko sekaligus Ketua Umum Komunitas Penulis Asuransi Indonesia (Kopasi) Wahidin Rahman mengatakan, industri asuransi berpotensi tumbuh seiring dengan proyek-proyek baru pemerintah yang bernilai besar. 

Saat dihubungi Bisnis, Selasa (22/10/2024), Wahyudin mengatakan, “Pengembangan program makan siang, gudang makanan, dan infrastruktur tentunya akan memajukan perkembangan industri asuransi melalui interkoneksi berbagai produk asuransi.

Wahyudin mengungkapkan setidaknya ada tiga strategi yang bisa dilakukan perusahaan asuransi untuk memanfaatkan potensi tersebut. Pertama, penguatan permodalan, dimana program pemerintah seringkali memiliki nilai yang luar biasa, mengharuskan perusahaan asuransi untuk memperkuat permodalan untuk mendukung program tersebut. 

Peningkatan modal ini juga akan berdampak pada peningkatan kapasitas reasuransi, khususnya untuk produk-produk terkait transportasi pangan atau stok pangan.

“Peningkatan modal juga secara otomatis meningkatkan produksi dan rasio keuangan, yang penting untuk manajemen tender.” 

Selain itu, perusahaan asuransi juga perlu memperkuat jaringannya dengan pemerintah. Selain itu, informasi tender menjadi kunci penting bagi perusahaan asuransi yang ingin berpartisipasi dalam proyek pemerintah.

“Kalau tidak mendapat informasi dari kompetisi, akan sangat sulit mendapatkan talenta,” imbuhnya. 

Terakhir, Wahyudi mengatakan perusahaan asuransi juga harus melakukan sertifikasi produk. Pasalnya, insurabilitas program pemerintah yang baru menghadirkan tantangan tersendiri dengan munculnya risiko-risiko baru yang belum tercakup dalam produk asuransi yang ada. 

Misalnya, program kredit karbon yang akan digalakkan pemerintah akan menciptakan persyaratan baru bagi asuransi kredit karbon. Wahiuddin menegaskan, perusahaan asuransi harus siap menawarkan produk inovatif untuk mengakomodasi risiko baru tersebut.

Sementara itu, Presiden Sekolah Tinggi Asuransi dan Manajemen Risiko (STIMRA) Abitani Thiem juga menyampaikan pandangannya mengenai potensi program baru pemerintah untuk mendukung industri asuransi. 

“Tentunya semua program baru pemerintah akan menggairahkan perekonomian masyarakat. Industri asuransi secara umum tentunya akan aktif mendukung kegiatan perekonomian dengan produk yang tepat untuk mensukseskan program pemerintah.” Dia berkata.

Abitani yakin meskipun tindakan program pemerintah saat ini belum sepenuhnya jelas, industri asuransi umum akan mampu beradaptasi dan mendukung implementasi di semua tingkatan. Ia mencontohkan program makan siang gratis sebagai contoh yang berpotensi meningkatkan pengadaan, distribusi, pengolahan dan pengelolaan pangan. 

“Asuransi dapat berperan di seluruh level pelaksanaan program,” ujarnya.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel