Bisnis.com, JAKARTA – Anggaran besar pemerintah senilai Rp 14 triliun untuk komponen susu dalam program Makan Gratis Gizi (MBG) pada tahun 2025 dinilai menjadi awal kebangkitan industri susu dalam negeri.
Pengamat peternakan Universitas Padjadjaran Rochadi Tawaf mengatakan, permintaan susu dalam skema MBG yang baru diluncurkan tahun depan diperkirakan meningkat tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
“Tujuannya sekarang adalah menggunakan modal, katakanlah Rp 14 triliun (anggaran produk susu dalam rencana MBG) sebagai modal awal untuk kebangkitan industri susu dalam negeri,” kata Luo kepada majalah Business dalam wawancara, Selasa (11 Desember). katanya. 2024).
Ia juga menyarankan agar pemerintah melakukan impor sapi perah secara bertahap dan menghidupkan kembali sapi perah dalam negeri.
Pemerintah dirasa juga harus membenahi industri pengolahan susu (IPS), termasuk meningkatkan kapasitas simpan susu MBG. Sebab, Rochadi memperkirakan Indonesia harus memiliki sekitar 5 juta ton susu per tahun untuk memenuhi kebutuhan program MBG.
“Nah, industri ini harus dibangun, dan bisa dibangun secara bertahap, tidak sekaligus,” jelasnya.
Selain itu, jika pemerintah mendirikan industri susu di luar Pulau Jawa, maka perlu dikembangkan secara bertahap, seperti masalah pakan.
Sebaliknya, misalnya jika pemerintah memasukkan sapi impor pada Januari 2025, diperkirakan sapi tersebut akan mampu berproduksi normal dalam waktu 2-3 tahun.
“Jadi akhir tahun 2025 boleh mulai produksi, tapi tidak sekaligus, dan tidak merata. Baru di tahun kedua boleh [ merata], baru produksinya bisa. mulai merata, baru Anda rasakan,” ujarnya.
Ia mengatakan, langkah awal yang harus dilakukan pemerintah adalah membenahi industri susu dalam negeri dengan merumuskan kebijakan pendukung seperti Peraturan Presiden (Perpres) dan rehabilitasi sapi secara bertahap.
Lanjutnya, dampaknya, impor susu Indonesia berangsur-angsur menurun dari sebelumnya 80%, sehingga meningkatkan produk susu dalam negeri yang berasal dari sapi perah.
Perlu diketahui, produksi susu nasional sebesar 837.223 ton, hanya mampu memenuhi 20% kebutuhan susu nasional, dan 80% masih harus diimpor.
“Mudah-mudahan [impor] turun, mudah-mudahan harus turun. Kenapa? Karena kalau [impor] tidak kita turunkan, kita akan memberikan uang kepada peternak asing di luar negeri,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, anggaran produk susu yang masuk dalam rencana pangan MBG pada tahun 2025 mencapai 14 triliun rupiah.
Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi menjelaskan besarnya jumlah yang dibayarkan setara dengan 20% dari total anggaran program MBG tahun depan senilai Rp 71 triliun.
Sayangnya, koperasi susu kolektif di seluruh Indonesia saat ini hanya mampu memberikan nilai total sebesar Rp 1,5 triliun. Artinya, pada tahun 2025 masih ada sekitar Rp12,5 triliun yang belum terserap oleh program MBG.
“Bayangkan, itu masih jauh kan? Artinya, produk koperasi susu pasti akan terserap.” di Jakarta. “Karena cacatnya terlalu banyak,” ujarnya saat jumpa pers.
Mengingat rendahnya konsumsi susu lokal, Budi mengatakan Badan Gizi Nasional sedang mencoba alternatif lain. Namun, lanjut Budi, penyerapan susu segar menjadi pekerjaan rumah Indonesia untuk mencapai swasembada pangan khususnya susu segar pada tahun 2028.
Namun dia tak memungkiri, sederet produk susu akan masuk dalam menu program MBG.
Lebih lanjut, Budi mencontohkan, koperasi susu di Indonesia hanya ada 59 dengan jumlah sapi sekitar 200.000 ekor. Dai menegaskan, Kementerian Koperasi bertanggung jawab mendorong peningkatan produksi susu segar dalam negeri minimal 20 liter per hari.
“Rata-rata [produksi] penjaga kita hanya 8-12 liter per hari. Bagaimana kita bisa menambah minimal asupannya menjadi 20 liter per hari,” ujarnya.
Terkait program MBG, Budi menjelaskan, dana yang dikeluarkan untuk susu sebesar Rp 14 triliun bisa digantikan dengan produk susu lainnya. Namun Biro Gizi Nasional mendiktekan cara ini, sehingga kandungan nutrisi alternatif ini setara dengan susu.
“Jadi kalau dilihat dari banyak uji coba diet nutrisi, tidak semua anak suka susu. Tapi dia harus memiliki protein yang sama dengan susu sapi,” jelasnya.
Selain itu, mantan Menteri Komunikasi dan Informatika (MenkominfoP) 2023-2024 ini mengatakan, Kementerian Koperasi akan terus mendorong koperasi, menjadikan produk susu sebagai motor penggerak program MBG yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto.
“Tapi bagi kami Dinas Koperasi bagaimana koperasi ini bisa menjangkau hilir sehingga produknya bisa mendukung program makanan bergizi gratis,” tegasnya.
Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel