Bisnis.com, BATAM – PT Solder Tin Andalan Indonesia (PT Stania), perusahaan manufaktur timah yang didirikan keluarga Presiden terpilih Prabowo Subianto, memiliki target bisnis sebesar Rp 1,2 triliun.

Hashim Djojohadikusumo telah mendirikan pabrik produksi timah bernama PT Solder Tin Andalan (Stania) di Indonesia, dengan investasi awal sebesar 400 miliar, dan hasil tahunan mesin PT Stania adalah 2000 ton. Stania merupakan anak perusahaan Arsari Tambang (Arsari Group).

Hashem pada Jumat (10/5/2024).

Solder dari Estonia terbuat dari timah, dari kawat solder hingga pasta solder. Timah tersebut berasal dari Pulau Banska dan dikelola oleh Arsari Tambang.

Pabrik Stania menggunakan proses, sistem dan bahan baku produksi rendah karbon serta menerapkan standar internasional seperti ISO 9001, 14001, 50001 dan 45001.

Selain itu, Stania memiliki tujuan untuk merebut pasar ekspor distributor di Taiwan, India, Amerika Serikat, dan China.

Dia menambahkan: “Berdasarkan perkembangan pasar, kami memperkirakan kekuatan ini akan memproduksi perangkat elektronik seperti mobil listrik, ponsel pintar, televisi, radio, dan perangkat elektronik lainnya.” 

Hashim juga menjelaskan alasan dipilihnya Batam sebagai lokasi pengembangan Estonia, mengingat potensi ekonomi di Asia Selatan.

“Pabrik dari China sudah banyak yang pindah ke Vietnam, Malaysia, dan Thailand,” kata Hashim. Jadi ini ide yang bagus untuk Indonesia karena pabrik-pabrik ini menghasilkan listrik. Jadi butuh vendor untuk menyambung lem, part, dan lain-lain.” Ketua Grup Arsari.

Dijelaskannya juga, jumlah pegawai di Estonia kini sebanyak 320 orang, pegawai tetap 80 orang, dan pegawai kontrak 240 orang.

Di tempat yang sama, Komisaris Utama Stania Ario Djojahadikusumo mengatakan Batam menjadi pilihan terbaik karena memiliki Infineon, Pegatron dan masih banyak perusahaan pembangkit listrik lainnya.

“Banyak yang belum tahu kalau iPhone juga diproduksi di Batam. Dan pemerintah pusat dan daerah serta BP Batam memberikan fasilitas keuangan, tanpa pajak, sehingga sangat mudah menambah lapangan kerja.

Menurut Ario, pesaing terbesarnya adalah India dan Malaysia yang merupakan konsumen terbesar dunia. Stania ingin merebut pasar ini karena harga timah di Indonesia lebih kompetitif. 

Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmed mengatakan kehadiran Stania karena situasi investasi di Batam yang lebih baik.

Kepulauan Riau (Kepri) menjadi lokasi peta produksi daerah, dan mendukung hilirisasi mineral timah merupakan langkah awal peningkatan nilai sumber daya lokal dan inovasi produksi, ujarnya.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel