Bisnis.com, Jakarta – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat penghimpunan dana di pasar modal mencapai Rp 137,05 triliun hingga September 2024.

Inarno Djajadi, Kepala Eksekutif OJK Pasar Modal, Derivatif, Keuangan dan Pertukaran Karbon, mengatakan Inarno Djajadi mengatakan penggalangan dana di pasar modal masih dalam tren positif dengan peningkatan sebesar Rp 4,39 Juta yang mana penggalangan dana berasal dari 28 new you out .

Rinciannya, penggalangan dana melalui penawaran umum perdana (IPO) mencapai Rp 3,79 triliun. Lalu ada 11 penawaran umum terbatas senilai Rp 36,3 triliun.

Selain itu, ada lima obligasi dan satu sukuk (EBUS) senilai Rp 5,18 triliun. Selain itu, telah dilaksanakan 95 kegiatan penawaran umum berkelanjutan (PUB) EBUS senilai Rp 91,79 triliun.

Sedangkan pipa distribusi publik masih berjumlah 127 dengan perkiraan nilai indikator Rp53,8 triliun, kata Inarno dalam Rapat Bulanan Dewan Direksi OJK (RDKB), Selasa (1/10/2024).

Rinciannya, pipeline ekuitas korporasi meliputi rencana 95 IPO senilai Rp 22,01 triliun, empat penawaran umum terbatas senilai Rp 1,93 triliun, 10 EBUS senilai Rp 9,56 triliun, dan 18 PUB EBUS dengan nilai penggalangan dana yang ditentukan Rp. 20.33. Triliun.

Seperti dilansir Bisnis, OJK menargetkan kenaikan kapitalisasi pasar modal hingga mencapai Rp 200 triliun pada tahun ini.

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) juga menyebutkan ada 32 emiten potensial yang mengantri IPO per 1 Oktober 2024. Sebanyak 12 perusahaan merupakan perusahaan aset besar.

“Dari 32 perusahaan potensial, 12 perusahaan memiliki aset besar di atas Rp 250 miliar,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Gede Nyoman Yetna, Selasa.

Nyoman mengatakan, ada 18 perusahaan menengah dengan nilai aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar yang mengantri untuk IPO. Apalagi kedua perusahaan tersebut merupakan perusahaan dengan aset kecil kurang dari Rp 50 miliar.

Lebih lanjut, Nyoman mengatakan dari 32 perusahaan potensial yang mengikuti proses penawaran umum, perusahaan yang bergerak di sektor konsumen non-siklus merupakan pemegang saham terbesar dalam daftar enam calon tersebut.

Sedangkan tiga perusahaan dari sektor komoditas, lima perusahaan dari sektor siklus konsumen, empat perusahaan dari sektor energi, dan dua perusahaan keuangan. Lalu ada dua perusahaan kesehatan, empat perusahaan industri, dua perusahaan infrastruktur, tiga perusahaan properti dan properti, serta satu perusahaan transportasi dan logistik.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel