Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih tertahan akibat minimnya sentimen untuk menaikkan nilai tukarnya.
Direktur Laba Forexindo Futures Ibrahim Assuaibi memperkirakan nilai tukar rupiah akan berfluktuasi namun kurang lebih melemah pada kisaran Rp 16.390 hingga Rp 16.450.
Dia mengatakan pergerakan dolar didorong oleh antisipasi data indeks harga PCE yang akan dirilis pada hari Jumat. Angka ini merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed dan diharapkan menjadi faktor dalam menentukan sikap bank sentral terhadap suku bunga.
“Data PCE diperkirakan menunjukkan sedikit penurunan inflasi pada bulan Mei, namun tetap berada di atas target tahunan The Fed sebesar 2%. Inflasi yang stagnan memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi pada waktu-waktu tertentu,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis. 6). /27/2024).
Sementara itu, Ibrahim mengatakan, dalam menghadapi kondisi yang tidak menentu, para ekonom mengingatkan pemerintah, Bank Indonesia (BI) dan otoritas lainnya untuk sangat berhati-hati dalam memantau mata uang rupiah.
Berapapun level tersebut, pemerintah dan otoritas moneter tidak boleh membiarkan nilai tukar rupiah mencapai level Rp 16.500, karena level tersebut merupakan level kritis untuk terus menumpuk sentimen negatif dari pelaku pasar keuangan. itu muncul hari ini”, kata Ibrahimi.
Ia menambahkan, terdapat data perekonomian negara yang mempengaruhi sentimen pasar, antara lain defisit transaksi berjalan yang melebar dari $1,1 miliar menjadi $2,2 miliar pada kuartal pertama tahun 2024.
Selain itu, Indeks Manajer Pembelian (PMI) Manufaktur Indonesia turun dari 52,9 menjadi 52,1 pada Mei 2024, sedangkan Indeks Keyakinan Konsumen (CII) Indonesia turun dari 127,7 menjadi 125,2 pada Mei 2024.
Faktor lainnya adalah meningkatnya kepemilikan investor terhadap instrumen lain seperti SBN, SBSN dan SRBI, downgrade saham Indonesia yang dilakukan Morgan Stanley, dan volatilitas harga beberapa saham.
Kemarin rupiah ditutup menguat di Rp 16.405,5 pada Kamis (27/6/2024). Penguatan rupiah terjadi di tengah melemahnya greenback.
Mengutip data Bloomberg, rupiah menguat 7,50 poin atau 0,05% menjadi Rp 16.405,5 per dolar AS. Indeks dolar AS melemah 0,08% menjadi 105,97.
Sementara itu, sebagian besar mata uang Asia lainnya ditutup menguat. Misalnya saja Won Korea menguat 0,21%, Yen Jepang 0,17%, dan Rupee India melemah 0,12%. Di sisi lain, Ringgit Malaysia dan Yuan Tiongkok melemah masing-masing 0,08% dan 0,03%.
Lihat berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel