Bisnis.com, JAKARTA – Besarnya potensi sumber daya alam mutiara yang melimpah di Lombok, Kepulauan Nusa Tenggara Barat, mendorong Ni Maid Pipin alias Pipin menjadi wirausaha di industri mutiara dan perhiasan.

Perjalanannya bermula ketika Pipin, seorang pekerja kantoran asal Semarang, Jawa Tengah, memutuskan pindah ke Lombok. Berharap mendapat uang tambahan, ibu tiga anak ini menjadi pramuniaga, membeli mutiara di toko-toko di kawasan wisata Sekarbela.

“Saya mencari barang lain dan melihat banyak mutiara di Lombok. Jadi saat itu saya mencari uang tambahan dengan berjualan mutiara,” ujarnya.

Setelah tiga bulan bekerja di tim, Pipin meningkatkan tantangannya dengan membuka toko online. Bahkan, pada Februari 2014, ia meluncurkan toko online bernama Mutiara Gitbay, gabungan nama ketiga anaknya: Geeta, Bayu, dan Yudhis.

Sejak awal usahanya, Pipin menawarkan perhiasan yang terbuat dari mutiara alam. Bahan yang digunakan: perak, emas dan rhodium, serta mutiara segar dan mutiara laut dari Lombok.

Mutiara Lombok memiliki warna yang lebih indah seperti pink dan ungu, tidak hanya putih, hitam dan kuning saja. Hal inilah yang menjadikan mutiara Lombok begitu diminati oleh daerah dan negara lain.

Tak berhenti sampai disitu, Pippin memanfaatkan pecahan kaca untuk menghiasi koleksi produknya. Bekerja sama dengan pengrajin dari Surabaya dan Bali, Pipin mulai memadukan potongan kaca dengan perak dan mutiara untuk menghasilkan karya yang sangat indah.

Meski sudah menggeluti bisnis mutiara selama sepuluh tahun, Pipin tidak memungkiri bahwa banyak tantangan yang dihadapi dalam menjalankan bisnis mutiara di Indonesia. Ada suatu masa ketika Pippin kesulitan mendapatkan mutiara, entah karena pergantian musim yang menunda pengumpulan mutiara, atau karena kurangnya plankton. Ingatlah bahwa plankton merupakan salah satu produk makanan moluska. 

Sumber: https://smexpo.pertamina.com/p/3544/kalung-mutiara-tawar-super

Ya, dalam 6 tahun terakhir, Pipin menemukan 80% produk yang dihasilkan Mutiara Gitbay menggunakan emas. Dengan harga emas yang saat ini berfluktuasi liar, hal ini menjadi tantangan nyata bagi bisnisnya.

Menurunnya daya beli masyarakat juga menjadi tantangan bagi dunia usaha karena pangsa pasarnya sedikit menurun. Tentu saja ini sulit bagi kami, katanya.

Terlepas dari semua tantangan tersebut, Pippin berharap pasar bisnis mutiara akan tetap stabil dan industri fesyen dan perhiasan akan terus berkembang.

Selain itu, mulai tahun 2022, Mutiara Gitbay menjadi salah satu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) binaan PT Pertamina (Persero). Menurut Pipin, hal ini sangat membantu usahanya untuk lebih dekat dengan pelanggan dan pasar serta memperkenalkan produknya ke khalayak yang lebih luas. 

Tentu saja hal ini juga menguntungkan penjualan Gitbay Pearls. Pipin mengungkapkan Mutiara Gitbay bisa menghasilkan 25 juta dalam empat hari dengan mengikuti Pameran Usaha Kecil dan Menengah (SMEXPO) 2024.

Di sisi lain, Pipin juga bisa menjaring pelanggan baru yang bersedia menjual produknya di pameran ini. Saat ini, lebih dari 66 pelanggan membantu menjual produknya. Masyarakat juga dapat mengunjungi smexpo.pertamina.com untuk melihat koleksi produk Mutiara Gitbay secara lengkap.

Lihat berita dan artikel lainnya di Google Berita dan saluran WA