Bisnis.com, Jakarta – Kabar meteorit menghantam Depok pada 23 Juni 2024 membuat banyak pihak mempertanyakan kebenarannya.

BRIN sendiri mengatakan peristiwa ini sering terjadi dan mungkin merupakan jenis meteorit sporadis.

Bagi yang ingin melihat meteor tersebut secara langsung bisa melihatnya pada 27 Juni 2024.

Pasalnya tanggal tersebut merupakan puncak hujan meteor Botades yang menghantam Bumi pada 22 Juni hingga 2 Juli.

Dilansir dari inthesky.org, hujan meteor Botades diperkirakan aktif sekitar pukul 12.00 WIB pada tanggal 27 Juni 2024, sehingga tampilan terbaiknya dapat disaksikan sebelum matahari terbenam pada tanggal 27 Juni dan setelah senja pada tanggal 27 Juni.

Hujan meteor ini kemungkinan akan mencapai puncaknya sekitar pukul 20.00 WIB, saat titik terang tertinggi di langit.

Dilansir dari Space Weather, Hujan Meteor Bulan Juni yang Rusak aktif setiap tahun di mana hujan biasanya sangat lemah, namun ledakan sesekali menghasilkan ratusan atau lebih meteor per jam.

Meteor Bootids merupakan meteor yang berasal dari komet periodik 7P/Pons-Winnecke.

Meteorit yang terjadi pada bulan Juni dapat menghantam atmosfer bumi dengan kecepatan hingga 18 km/s (40.000 mph). Meteorit ini tergolong meteorit yang bergerak lambat.

Sejarah Meteor Botoid 

Pada tanggal 27 Juni 1998, para pengamat langit utara tercengang ketika meteor tiba-tiba mulai keluar dari Bootbridge.

Pengamat melihat lebih dari 100 meteor per jam selama ledakan 7 jam tersebut. Ini bukan kali pertama, pada tahun 1916, 1921 dan 1927, ledakan serupa terjadi dari perahu. Para astronom menyebut meteor tak terduga ini sebagai meteor Juno Botides.

Sumber meteorit Butides adalah komet 7P/Pons-Winnecke yang mengorbit Matahari setiap 6,37 tahun sekali. Komet tersebut mengikuti jalur elips yang membawanya dari dekat orbit Bumi ke luar orbit Jupiter.

Pons-Winnecke terakhir kali mengunjungi tata surya bagian dalam pada tahun 2002. Ekor komet tampak seperti simpul. Hujan meteor akan terjadi ketika planet kita melewati titik paling tebal aliran puing-puing tersebut.

Astronom D.J. Asher dan VV Emil Yanenko (MNRAS 331, 1998, 126) telah menghitung bahwa debu komet yang muncul pada tahun 1998 (terperangkap dalam resonansi gerak rata-rata 1:2 dengan Jupiter) kemungkinan akan kembali pada tahun 2003, meskipun kemungkinan besar terjadi pada tahun 2004. Mengapa penting untuk memantau pergerakan bot bulan Juni tahun ini: Aktivitas apa pun saat ini akan memicu pergerakan bullish lainnya di tahun 2004.

Simak berita dan artikel lainnya di Google News dan WA Channel